Kamis, 01 November 2012

Subha dan Asubha Karma


BAB I
1.     PENDAHULUAN
Agama Hindu berasal dari Bahasa Sanskerta: Santana Dharma yaitu"kebenaran abadi", dan Vaidika-Dharma ("pengetahuan kebenaran") dimana agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jaman dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwuju dan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan ajaran Weda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap Dewa-dewa. Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu,sekitar 2500 s.d. 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu,Indra, Siwa dan sebagainya.

Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yangTunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum atau 4 kasta (kelas berbeda) yaitu kasta Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra. Sementara perkembangan Agama Hindu di Indonesia dimulai dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4Masehi dengan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai diKalimantan Timur serta beberapa kerajaan Hindu yang cukup terkenal yaitu Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit. Perkembangan Agama Hindu yang pesat membuahkan suatu ajaran yang yang bersifat universal dimana tujuan agama Hindu telah dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan adalah "Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma", yang artinya bahwa agama (dharma) bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan bathin. Tujuan ini secara rinci disebutkan didalam Catur Purusa Artha, yaitu empat tujuan hidup manusia, yakni Dharma, Artha, Kama dam Moksa. Sementara Pokok-pokok Keimanan Agama Hindu adalah percaya dengan adanya Tuhan, Atman, Karma Phala, Reinkarnasi, dan Moksa. Perkembangan agama Hindu tidak lepas dari keberadaan teknologi dan seni yang saling melengkapi satu sama lain. Teknologi berasal dari istilah teckneyang berarti seni (art) atau keterampilan. Menurut Dictionary of Science,teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis.Teknologi sebagai barang buatan karena Tidak ada manusia yang sempurna,semua pasti memiliki kelemahan. Kelemahan yang ada pada diri manusia itu kemudian diminimalisir dengan adanya teknologi agar kelemahan yang dimiliki manusia pun menjadi sedikit berkurang. Teknologi merupakan salah satu kegiatan manusia yang tidak akan bias lepas dari seluruh aktivitas manusia itu sendiri. Aktivitas manusia menumbuhkan banyak sekali ide-ide maupun pikiran yang tentunya dapat ditunjang oleh teknologi itu sendiri. Kegiatan membuat dan menggunakan pasti tidak akan lepas dari ilmu membuat (produk) dan ilmu menggunakan (komsumsi). Ilmu tersebut merupakan kumpulan dari pengetahuan yang didapat manusia dari berbagai sumber. Pembahasan yang bulat dan menyeluruh akan tercapai kalau teknologi ditinjau sebagai suatu sistem. Ini berarti teknologi dibahas sebagai suatu kebulatan unsur-unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam lingkungan system itu sendiri. Memahami teknologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam (nature science) dan rekayasa (engineering). Ilmu pengetahuanalam adalah input bagi proses ilmu rekayasa sedangkan teknologi adalah hasil proses rekayasa. Sedangkan seni adalah ide, gagasan, persasaan, suara hati, gejolak jiwa, yang diwujudkan atau di ekspresikan melalui unsur unsur tertentu yang bersifat indah untuk memenuhi kebutuhan manusia.

BAB II
Çubhakarma (Perbuatan Baik)
Perbuatan baik disebut Cubhakarma itu adalah segala bentuk tingkah laku yang dibenarkan oleh ajaran agama yang dapat menuntun manusia itu ke dalam hidup yang sempurna, bahagia lahir bathin dan menuju kepada persatuan Atman dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
A.   Tri Kaya Parisudha
Artinya tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan, yaitu 
1.     Berfikir yang bersih dan suci (manacika), 
2.     Berkata yang benar (Wacika) dan 
3.     Berbuat yang jujur (Kayika). 
Jadi dari pikiran yang bersih akan timbul perkataan yang baik dan perbuatan yang jujur. Dari Tri Kaya Parisudha ini timbul adanya sepuluh pengendalian diri yaitu 3 macam berdasarkan pikiran, 4 macam berdasarkan perkataan dan 3 macam lagi berdasarkan perbuatan. 
·         Tiga macam yang berdasarkan pikiran adalah tidak menginginkan sesuatu yang tidak halal, tidak berpikiran buruk terhadap mahkluk lain dan tidak mengingkari adanya hukum karmaphala. 
·         Sedangkan empat macam yang berdasarkan atas perkataan adalah tidak suka mencaci maki, tidak berkata kasar kepada makhluk lain, tidak memfitnah dan tidak ingkar pada janji atau ucapan. 
·         Selanjutnya tiga macam pengendalian yang berdasarkan atas perbuatan adalah tidak menyiksa atau membunuh makhluk lain, tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda dan tidak berjina.
B.   Catur Paramita
Adalah empat bentuk budi luhur, Catur Paramita ini adalah tuntunan susila yang membawa masunisa kearah kemuliaan. yaitu;
1.     Maitri artinya lemah lembut, yang merupakan bagian budi luhur yang berusaha untuk kebahagiaan segala makhluk. 
2.     Karuna adalah belas kasian atau kasih sayang, yang merupakan bagian dari budi luhur, yang menghendaki terhapusnya pendertiaan segala makhluk. 
3.     Mudita artinya sifat dan sikap menyenangkan orang lain. 
4.     Upeksa artinya sifat dan sikap suka menghargai orang lain.

C.   Panca Yama Bratha
Adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin. Panca Yama Bratha ini terdiri dari lima bagian yaitu 
1.     Ahimsa artinya tidak menyiksa dan membunuh makhluk lain dengan sewenang-wenang, 
2.     Brahmacari artinya tidak melakukan hubungan kelamin selama menuntut ilmu, dan berarti juga pengendalian terhadap nafsu seks, 
3.     Satya artinya benar, setia, jujur yang menyebabkan senangnya orang lain. 
4.     Awyawahara atau Awyawaharita artinya melakukan usaha yang selalu bersumber kedamaian dan ketulusan, dan 
5.     Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta benda milik orang lain.
D.   Panca Nyama Bratha
Adalah lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin, adapun bagian-bagian dari Panca Nyama Bratha ini adalah 
1.     Akrodha artinya tidak marah, 
2.     Guru Susrusa artinya hormat, taat dan tekun melaksanakan ajaran dan nasehat-nasehat guru, 
3.     Sauca artinya kebersihan, kemurnian dan kesucian lahir dan bathin.
4.     Aharalaghawa artinya pengaturan makan dan minum, dan 
5.     Apramada artinya taat tanpa ketakaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan ajaran-ajaran suci.
E.   Sad Paramita
Adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran. Sad Paramita ini meliputi: 
1.     Dana Paramita artinya memberi dana atau sedekah baik berupa materiil maupun spirituil; 
2.     Sila Paramita artinya berfikir, berkata, berbuat yang baik, suci dan luhur; 
3.     Ksanti Paramita artinya pikiran tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab penyakit, terhadap orang dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang tidak baik; 
4.     Wirya Paramita artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak berobah, tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya Paramita ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan untuk membela dan melaksanakan kebenaran; 
5.     Dhyana Paramita artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah dan mencari jawaban atas kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran terutama kepada Hyang Widhi dan cita-cita luhur untuk keselamatan; 
6.     Pradnya Paramita artinyaa kebijaksanaan dalam menimbang-nimbang suatu kebenaran.
F.    Catur Aiswarya
Adalah suatu kerohanian yang memberikan kebahagiaan hidup lahir dan batin terhadap makhluk. Catur Aiswarya terdiri dari Dharma, Jnana, Wairagya dan Aiswawarya. 
1.     Dharma adalah segala perbuatan yang selalu didasari atas kebenaran; 
2.     Jnana artinya pengetahuan atau kebijaksanaan lahir batin yang berguna demi kehidupan seluruh umat manusia. 
3.     Wairagya artinya tidak ingin terhadap kemegahan duniawi, misalnya tidak berharap-harap menjadi pemimpin, jadi hartawan, gila hormat dan sebagainya; 
4.     Aiswarya artinya kebahagiaan dan kesejahteraan yang didapatkan dengan cara (jalan) yang baik atau halal sesuai dengan hukum atau ketentuan agama serta hukum yang berlaku di dalam masyarakat dan negara.
G.  Asta Siddhi
Adalah delapan ajaran kerohanian yang memberi tuntunan kepada manusia untuk mencapai taraf hidup yang sempurna dan bahagia lahir batin. Asta Siddhi meliputi: 
1.     Dana artinya senang melakukan amal dan derma; 
2.     Adnyana artinya rajin memperdalam ajaran kerohanian (ketuhanan); 
3.     Sabda artinya dapat mendengar wahyu karena intuisinya yang telah mekar; 
4.     Tarka artinya dapat merasakan kebahagiaan dan ketntraman dalam semadhi; 
5.     Adyatmika Dukha artinya dapat mengatasi segala macam gangguan pikiran yang tidak baik; 
6.     Adidewika Dukha artinya dapat mengatasi segala macam penyakit (kesusahan yang berasal dari hal-hal yang gaib), seperti kesurupan, ayan, gila, dan sebagainya. 
7.     Adi Boktika artinya dapat mengatasi kesusahan yang berasal dari roh-roh halus, racun dan orang-orang sakti; dan 
8.     Saurdha adalah kemampuan yang setingkat dengan yogiswara yang telah mencapai kelepasan.
H.  Nawa Sanga
Nawa Sanga terdiri dari: 
1.     Sadhuniragraha artinya setia terhadap keluarga dan rumah tangga; 
2.     Andrayuga artinya mahir dalam ilmu dan dharma; 
3.     Guna bhiksama artinya jujur terhadap harta majikan; 
4.     Widagahaprasana artinya mempunyai batin yang tenang dan sabar; 
5.     Wirotasadarana artinya berani bertindak berdasarkan hukum; 
6.     Kratarajhita artinya mahir dalam ilmu pemerintahan; 
7.     Tiagaprassana artinya tidak pernah menolak perintah; 
8.     Curalaksana artinya bertindak cepat, tepat dan tangkas; dan 
9.     Curapratyayana artinya perwira dalam perang.
I.      Dasa Yama Bratha
Adalah sepuluh macam pengendalian diri, yaitu 
1.     Anresangsya atau Arimbhawa artinya tidak mementingkan diri sendiri; 
2.     Ksama artinya suka mengampuni dan dan tahan uji dalam kehidupan; 
3.     Satya artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang; 
4.     Ahimsa artinya tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain; 
5.     Dama artinya menasehati diri sendiri; 
6.     Arjawa artinya jujur dan mempertahankan kebenaran; 
7.     Priti artinya cinta kasih sayang terhadap sesama mahluk; 
8.     Prasada artinya berfikir dan berhati suci dan tanpa pamerih; 
9.     Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun; dan 
10.     Mardhawa artinya rendah hati; tidak sombong dan berfikir halus.
J.     Dasa Nyama Bratha
Dasa Nyama Bratha terdiri dari: 
1.     Dhana artinya suka berderma, beramal saleh tanpa pamerih; 
2.     Ijya artinya pemujaan dan sujud kehadapan Hyang Widhi dan leluhur; 
3.     Tapa artinya melatih diri untuk daya tahan dari emosi yang buruk agar dapat mencapai ketenangan batin; 
4.     Dhyana artinya tekun memusatkan pikiran terhadap Hyang Widhi; 
5.     Upasthanigraha artinya mengendalikan hawa nafsu birahi (seksual); 
6.     Swadhyaya artinya tekun mempelajari ajaran-ajaran suci khususnya, juga pengetahuan umum; 
7.     Bratha artinya taat akan sumpah atau janji; 
8.     Upawasa artinya berpuasa atau berpantang trhadap sesuatu makanan atau minuman yang dilarang oleh agama; 
9.     Mona artinya membatasi perkataan; dan 
10.     Sanana artinya tekun melakukan penyician diri pada tiap-tiap hari dengan cara mandi dan sembahyang.
K.  Dasa Dharma
Yang disebut Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, yaitu 
2.     Sauca artinya murni rohani dan jasmani; 
3.     Indriyanigraha artinya mengekang indriya atau nafsu; 
4.     Hrih artinya tahu dengan rasa malu; 
5.     Widya artinya bersifat bijaksana; 
6.     Satya artinya jujur dan setia terhadap kebenaran; 
7.     Akrodha artinya sabar atau mengekang kemarahan; 
8.     Drti artinya murni dalam bathin; 
9.     Ksama artinya suka mengampuni; 
10.     Dama artinya kuat mengendalikan pikiran; dan 
11.     Asteya artinya tidak melakukan kecurangan.
L.   Dasa Paramartha
Adalah sepuluh macam ajaran kerohanian yang dapat dipakai penuntun dalam tingkah laku yang baik serta untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa Paramartha ini terdiri dari: 
1.     Tapa artinya pengendalian diri lahir dan bathin; 
2.     Bratha artinya mengekang hawa nafsu; 
3.     Samadhi artinya konsentrasi pikiran kepada Tuhan; 
4.     Santa artinya selalu senang dan jujur; 
5.     Sanmata artinya tetap bercita-cita dan bertujuan terhadap kebaikan; 
6.     Karuna artinya kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup; 
7.     Karuni artinya belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya; 
8.     Upeksa artinya dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk; 
9.     Mudhita artinya selalu berusaha untuk dapat menyenangkan hati oranglain; dan 
10.     Maitri artinya suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.
BAB III
Açubhakarma (Perbuatan Tidak Baik)
Acubhakarma adalah segala tingkah laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan Cubhakarma (perbuatan baik). Acubhakarma (perbuatan tidak baik) ini, merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu segala bentuk perbuatan yang selalu bertentangan dengan susila atau dharma dan selalu cenderung mengarah kepada kejahatan. Semua jenis perbuatan yang tergolong acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari di dalam hidup ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita.
Menurut agama Hindu, bentuk-bentuk acubhakarma yang harus dihindari di dalam hidup ini adalah:
A.   Tri Mala
Adalah tiga bentuk prilaku manusia yang sangat kotor, yaitu 
1.     Kasmala ialah perbuatan yang hina dan kotor, 
2.     Mada yaitu perkataan, pembicaraan yang dusta dan kotor, dan 
3.     Moha adalah pikiran, perasaan yang curang dan angkuh.
B.   Catur Pataka
Adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu :
Pataka yang terdiri dari 
1.     Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan); 
2.     Purusaghna (Menyakiti orang), 
3.     Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan), 
4.     Agrayajaka (bersuami isteri melewati kakak), dan 
5.     Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa masanya); 
Upa Pataka terdiri dari 
1.     Gowadha (membunuh sapi), 
2.     Juwatiwadha (membunuh gadis), 
3.     Balawadha (membunuh anak), 
4.     Agaradaha (membakar rumah/merampok);
Maha Pataka terdiri dari 
1.     Brahmanawadha (membunuh orang suci/pendeta), 
2.     Surapana (meminum alkohol/mabuk), 
3.     Swarnastya (mencuri emas), 
4.     Kanyawighna (memperkosa gadis), dan 
5.     Guruwadha (membunuh guru);
Ati Pataka terdiri dari 
1.     Swaputribhajana (memperkosa saudara perempuan); 
2.     Matrabhajana (memperkosa ibu),
3.     Lingagrahana (merusak tempat suci).
C.   Panca Bahya Tusti
Adalah lima kemegahan (kepuasan) yang bersifat duniawi dan lahiriah semata-mata, yaitu 
1.     Aryana artinya senang mengumpulkan harta kekayaan tanpa menghitung baik buruk dan dosa yang ditempuhnya; 
2.     Raksasa artinya melindungi harta dengan jalan segala macam upaya; 
3.     Ksaya artinya takut akan berkurangnya harta benda dan kesenangannya sehingga sifatnya seing menjadi kikir; 
4.     Sangga artinya doyan mencari kekasih dan melakukan hubungan seksual; 
5.     Hingsa artinya doyan membunuh dan menyakiti hati makhluk lain.
D.   Panca Wiparyaya
Adalah lima macam kesalahan yang sering dilakukan manusia tanpa disadari, sehingga akibatnya menimbulkan kesengsaraan, yaitu: 
1.     Tamah artinya selalu mengharap-harapkan mendapatkan kenikmatan lahiriah; 
2.     Moha artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat kekuasaan dan kesaktian bathiniah; 
3.     Maha Moha artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat menguasai kenikmatan seperti yang tersebut dalam tamah dan moha; 
4.     Tamisra artinya selelu berharap ingin mendapatkan kesenangan akhirat; 
5.     Anda Tamisra artinya sangat berduka dengan sesuatu yang telah hilang.
E.   Sad Ripu
Sad Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul dari sifat-sifat manusia itu sendiri, yaitu 
1.     Kama artinya sifat penuh nafsu indriya; 
2.     Lobha artinya sifat loba dan serakah; 
3.     Krodha artinya sifat kejam dan pemarah; 
4.     Mada adalah sifat mabuk dan kegila-gilaan; 
5.     Moha adalah sifat bingung dan angkuh; dan 
6.     Matsarya adalah sifat dengki dan irihati.
F.    Sad Atatayi
Adalah enam macam pembunuhan kejam, yaitu 
1.     Agnida artinya membakar milik orang lain; 
2.     Wisada artinya meracun orang lain; 
3.     Atharwa artinya melakukan ilmu hitam; 
4.     Sastraghna artinya mengamuk (merampok); 
5.     Dratikrama artinya memperkosa kehormatan orang lain; 
6.     Rajapisuna adalah suka memfitnah.
G.  Sapta Timira
Adalah tujuh macam kegelapan pikiran yaitu: 
1.     Surupa artinya gelap atau mabuk karena ketampanan; 
2.     Dhana artinya gelap atau mabuk karena kekayaan; 
3.     Guna artinya gelap atau mabuk karena kepandaian; 
4.     Kulina artinya gelap atau mabuk karena keturunan; 
5.     Yowana artinya gelap atau mabuk karena keremajaan; 
6.     Kasuran artinya gelap atau mabuk karena kemenangan
7.     Sura artinya mabuk karena minuman keras.
H.  Dasa Mala
Artinya adalah sepuluh macam sifat yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri dari 
1.     Tandri adalah orang sakit-sakitan; 
2.     Kleda adalah orang yang berputus asa; 
3.     Leja adalah orang yang tamak dan lekat cinta; 
4.     Kuhaka adalah orang yang pemarah, congkak dan sombong; 
5.     Metraya adalah orang yang pandai berolok-olok supaya dapat mempengaruhi teman (seseorang); 
6.     Megata adalah orang yang bersifat lain di mulut dan lain di hati; 
7.     Ragastri adalah orang yang bermata keranjang; 
8.     Kutila adalah orang penipu dan plintat-plintut; 
9.     Bhaksa Bhuwana adalah orang yang suka menyiksa dan menyakiti sesama makhluk; dan 
10.  Kimburu adalah orang pendengki dan iri hati.

BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Perbuatan baik disebut Cubhakarma itu adalah segala bentuk tingkah laku yang dibenarkan oleh ajaran agama yang dapat menuntun manusia itu ke dalam hidup yang sempurna, bahagia lahir bathin dan menuju kepada persatuan Atman dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Ada 11 cara melaksanakan Subha Karma, yaitu Tri Kaya Parisudha, Catur Paramita, Panca Yama Bratha, Panca Nyama Bratha, Sad Paramita, Catur Aiswarya, Asta Siddhi, Nawa Sanga, Dasa Yama Bratha, Dasa Nyama Bratha, Dasa Dharma, Dasa Paramartha.

Acubhakarma adalah segala tingkah laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan Cubhakarma (perbuatan baik). Acubhakarma (perbuatan tidak baik) ini, merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu segala bentuk perbuatan yang selalu bertentangan dengan susila atau dharma dan selalu cenderung mengarah kepada kejahatan. Semua jenis perbuatan yang tergolong acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari di dalam hidup ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita. Ada 8 sifat yang harus di kendalikan, yaitu Tri Mala, Catur Pataka, Panca Bahya Tusti, Panca Wiparyaya, Sad Ripu, Sad Atatayi, Sapta Timira, Dasa Mala.

Tidak ada komentar: