Selasa, 15 Januari 2013

Laporan Identifikasi Bakteri Staphylococcus


LAPORAN PRAKTIKUM
Tanggal Praktikum    : 9-12 Januari 2013
Judul Praktikum         : Isolasi dan Identifikasi Staphylococcus aureus
Dasar Teori                 :
Tinjauan Umum Staphylococcus
Staphylococcus berasal dari kata staphylos berarti kelompok buah anggur dan coccus berarti bulat.Kuman ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia.Pada tahun 1880; Pasteur mengenal mengisolir micrococcu yang membentuk kelompok.Pada tahun 1881; Oyston berhasil mengisolir micrococci dari abces. Pada tahun 1884; Rosenbach untuk pertama kalinya mempelajari Staphylococcus secara mendalam sehingga berhasil mengenal varietas aureus, albus dari micrococcus pyogenes.
Klasifikasi Staphylococcus (www.wikipedia.org)
Kingdom         :  monera
Divisio             :  Firmicutes
Class                :  Bacilli
Order               :  Bacillales
Family             :  Sthapylococcacae
Genus              :  Staphyloccocus
Spesies            : Staphylococcus aureus
                               Staphylococcus citerus
                               Staphylococcus albus
                               Staphylococcus epidermidis
                               Staphylococcus saprophyticus
Morfologi
Bentuk: bulat, ukuran 1 mikron. Tidak membentuk spora. Tidak mempunyai flagela. Letak sel satu sama lain yang karakteristik bergerombol seperti buah anggur. Sifat karakteristik ini dipakai sebagai pemberian nama Staphylococcus. Tetapi kadang-kadang ada yang letaknya tersebar atau terpencar. Pengelompokan ini akan terlihat baik pada pengamatan penanaman dalam media padat. Pasangan atau rantai pendek lebih sering terlihat dalam smear nanah dan kultur dalam kaldu. Sifat pewarnaan: pada kultur muda bersifat Gram (+), sedang pada kultur tua bersifat Gram (-).
Koloni micrococci tumbuh cepat pada media agar pada suhu normal (370), dan biasanya bergaris tengah 1-2 mm setelah inkubasi 24 jam. Koloni tadi halus, basah, menonjol dengan tepi bulat dan berwarna, yaitu pada varietas albus berwarna putih, varietas citreus berwarna kuning jernih dan varietas aureus berwarna kuning emas.

Fisiologi dan morfologi
Micrococci tumbuh paling baik pada suhu 220 – 370. Umumnya dapat tumbuh dalam lingkungan aerob maupun anaerob. Produksi warna terlihat baik pada situasi aerob dan  terlihat paling baik pada kultur yang tumbuh pada suhu rendah. Produksi toksin pada semua strain terlihat pada penanaman dalam media sederhana yang berisi asam-asam amino, garam glukosa dan faktor pertumbuhan yaitu thiamin dan asam nicotinat. Dalam garis besarnya strain aureus lebih aktif metabolismenya dari pada strain albus. Dalam media kaldu yang berisi dekstrosa, sukrosa, maltosa, dan manitol akan terjadi pemecahan karbohidrat menjadi asam tanpa gas.
Patogenitas
Staphylococcus merupakan penyebab terjadinya infeksi yang bersifat poogenik. Untuk pembuatan kultur dapat diambil bahan dari pernanahan kecil, bisul kecil, bisul besar, dan abces diberbagai bagian tubuh. Bakteri ini dapat masuk ke dalam kulit melalui folikel-folikel rambut, muara kelenjar keringat dan luka-luka kecil. Kemampuan yang menyebabkan penyakit dari staphylococcus adalah gabungan dari efek yang ditimbulkan oleh produk-produk ekstraseluler, daya infasi kuman dan kemampuan untuk berkembang biak.
Staphylococcus patogen mempunyai sifat sebagai berikut:
-        Dapat menghemolisa eritrosit
-        Menghasilkan koagulasi’dapat membentuk pigmen (kuning keemasan)
-        Dapat memecah manitol menjadi asam
Diantara staphylococcus yang mempunyai kemampuan besar untuk menimbulkan penyakit ialah Staphylococcus aureus.
Staphylococcus nonpatogen bersifat:
-        Non hemolitik
-        Tidak menghasilkan koagulasi
-        Koloni berwarna putih
-        Tidak memecah manitol
Infeksi yang ditimbulkan oleh Staphylococcus dapat meluas ke jaringan sekitarnya, perluasannya dapat melalui darah atau limfe, sehingga pernanahan disitu bersifat menahun, misalnya sampai pada sumsum sehingga terjadi radang sumsum tulang (osteomyelitis). Perluasan ini dapat sampai ke paru-paru, selaput otak dan sebagainya.
Toksin dan Enzim
 Staphylococcus dapat menyebabkan penyakit karena kemampuannya berkembang biak dan menyebarluas dalam jaringan tubuh serta adanya beberapa zat yang dapat diproduksi olehnya, zat tersebut ialah:
1.    Eksotoksin
Bahan ini dapat diketemukan di dalam filtrat hasil pemisahan dari kuman dengan jalan menyaring kultur.
Bahan ini bersifat tidak tahan pemanasan dan bila disuntikkan kepada hewan percobaan dapat menimbulkan kematian dan nekrose kulit.
Eksotoksin ini mengandung hemolisin, yang dikenal dalam beberapa jenis:
Alfa hemolisin       : ialah putih telur yang dapat menghancurkan eritrosit kelinci dan dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah.
Beta hemolisin      : ialah suatu putih telur yang dapat menghancurkan eritrosit kambing (tetapi tidak pada eritrosit kelinci) dalam 1 jam pada suhu 37o
Gama hemolisin    : bersifat antigen.
Eksotoksin ini bila ditambah formalin akan kehilangan sifat toksinnya dan terbentuk toksoid yang dapat digunakan untuk imunisasi, walaupun akhirnya tidak dipakai karena nilai imunitasnya tidak ternilai.
2.    Leukosidin
Yaitu suatu suspensi yang dihasilkan oleh Staphylococcus yang bersifat membinasakan atau mematikan leukosit dari berbagai macam spesies binatang. Leukosidin juga suatu antigen tetapi lebih termolabil daripada eksotoksin.
3.    Enterotoksin
Yaitu suatu suspensi yang dihasilkan oleh jenis Staphylococcus tertentu, terutama bila ditanam pada media setengah padat dengan konsentrasi CO2 yang tinggi (30 %).

Sifat-sifat enterotoksin:
-        Bersifat antigen
-        Termostabil, tidak mengalami perubahan pada perebusan selama 30 menit.
-        Merupakan salah satu penyebab gejala keracunan makanan dengan gejala berupa: lesu, kejang perut, berak-berak (diare), muntah-muntah, yang terjadi 1-6 jam setelah makan makanan yang mengandung enterotoksin.
4.    Koagulase
Yaitu suspensi seperti enzim yang terdiri atas putih telur yang dapat mengendapkan plasma sitrat atau plasma oksalat. Staphylococcus patogen kebanyakan menghasilkan bahan ini.
5.    Lain-lain produk ekstra seluler dari Staphylococcus :
-        Stafilokinase yang dapat dengan lambat melarutkan fibrin seperti streptokinase.
-        Penisilinase, yang dapat merusak penisilin G.
-        Hialuronidase
-        Proteinase
-        Lipase
Pemeriksaan Laboratoris
Untuk pemeriksaan staphylococcus secara laboratorium dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara.
Bahan pemeriksaannya dapat berupa:
-        Nanah
-        Darah
-        Cairan otak
-        Usapan luka
Cara pemeriksaan
1.    Pemeriksaan langsung
Dari bahan dibuat sediaan/preparat, kemudian diadakan pewarnaan. Dapat dipakai zat warna sederhana, tetapi lebih baik dengan zat warna Gram. Umumnya bersifat gram positif. Secara mikroskopis tidak dapat dibedakan antara staphylococcus patogen dan yang non patogen.
2.    Penanaman
Kalau ditanam pada media agar darah selama 18 jam suhu 37O C akan tumbuh koloni. Untuk melihat ada tidaknya hemolisin, atau terbentuknya pigmen. Pengeraman harus lebih lama lagi. Pada infeksi campuran penanaman pada media ditambah 75 % NaCl agar flora lain sukar tumbuh.
3.    Tes Koagulase
Plasma sitrat yang telah diencerkan 1:5 dicampur dengan pertumbuhan Staphylococcus dalam media cair dalam jumlah yang sama. Kemudian ditunggu selama 3 jam, apabila terjadi perjendelan berarti bahwa Staphylococcus tersebut menghasilkan koagulase. Semua staphylococcus aureus yang tes koagulase positif adalah bersifat patogen terhadap manusia, kecuali staphylococcus albus yang dapat menyebabkan endocarditis (radang selaput dalam jantung).
4.    Tes Manitol
Staphylococcus ditanam pada media cair (air pepton) + 5 % manitol + phenol merah (sebagai indikator). Setelah dieramkan 18-24 jam akan terjadi perubahan warna menjadi kuning; karena terbentuk asam.
Pengobatan
Obat-obatan antibiotika mempunyai khasiat yang baik terhadap staphylococcus secara invitro. Tetapi secara invivo sering obat tersebut tidak dapat menerobos dinding fibrin untuk mencapai daerah pusat infeksi. Oleh karena itu dalam pengobatan disamping pemberian obat perlu adanya drainase (pengaliran) atau insisi (penyedotan).
Epidemi dan pengawasan
Sumber infeksi staphylococcus adalah kulit, saluran pernafasan, hasil muntahan. Infeksi staphylococcus di rumah sakit lebih membahayakan, sebab staphylococcus yang berasal dari petugas rumah sakit, dan para penderita biasanya sudah kebal (resisten) terhadap beberapa antibiotika. Kebersihan dan pengaturan pencegahan infeksi yang baik akan mengurangi meluasnya infeksi ini. Kamar bersalin, kamar operasi harus dijaga kemungkinan adanya kuman ini dengan pemberian desinfektan secara teratur serta penyinaran.
Alat dan Bahan :


Bahan Media :


a)    Media BA
b)    Urea
c)    LIA
d)    Laktosa
e)    Sukrosa
f)     Glukosa
g)    Simon Citrat
h)   MIO
i)     Mr
j)      VP
k)    Pewarnaan Gram
l)     Manitol
m)  Maltosa
n)   Malonet
o)    Media KIA
p)    Staphylococcus


Alat :
a)    Ose / nal
b)    Bunsen
c)    Inkubator
d)    Rak Tabung


Cara Kerja :
Hari ke-1
1.    Siapkan alat dan bahan
2.    Ambil spesimen bakteri dengan ose yang telah difiksasi kemudian tanam pada media BA dengan cara siksak.
3.    Simpan di inkubator pada suhu 370C selama 24 jam.
Hari ke- 2
1.    Ambil media bakteri yang telah tumbuh dari inkubator
2.    Sterilisasikan nal kemudian ambil media KIA
3.    Setelah nal dingin, ambil koloni bakteri yang sendiri tanam pada media KIA yang telah sediakan dengan cara sigsag.
4.    Simpan kembali pada inkubator pada suhu 370  C selama 24 jam
5.    Ambil koloni pada media KIA kemudian buat sediaan preparat kemudian lakukan pengecatan gram dan lihat dimikroskop.
Hari ke- 3
1.    Siapkan media tes biokimia
2.    Ambil media KIA yang bakterinya telah tumbuh dari inkubator
3.    Fiksasi ose / nal,setelah dingin ambil media urea agar kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media urea agar dengan cara sigsag.
4.    Fiksasi ose / nal,Setelah dingin ambil media Simon Citrat kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media Simon Citrat dengan cara sigsag.
5.    Fiksasi ose / nal,setelah dingin ambil media MIO kemudian ambil baktri pada medi KIA kemudian tanam pada media MIO dengan cara menusuk hingga dasar tabung.
6.    Fiksasi  ose,setelah dingin ambil media MR kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media MR dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
7.    Fiksasi ose,setelah dingin ambil media VP kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media VP dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
8.    Fiksasi nal,Setelah dingin ambil media LIA kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media LIA dengan cara sigsag dari dalam ke luar kemudian tusuk hingga dasar tabung.
9.    Fiksasi ose,setelah dingin ambil media Glukosa kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media Glukosa dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
10. Fiksasi ose,setelah dingin ambil media Laktosa kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media Laktosa dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
11. Fiksasi ose,setelah dingin ambil media Sukrosa kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media Sukrosa dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
12. Fiksasi ose,setelah dingin ambil media Maltosa kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media Maltosa dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
13. Fiksasi ose,setelah dingin ambil media Manitol kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media Manitol dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
14. Fiksasi ose,setelah dingin ambil media Malonet kemudian ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media Malonet dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
15. Kemudian simpan di inkubator pada suhu 370 C selama 24 jam.

Hari ke- 4
1.    Baca hasil pemeriksaan tes biokimia.
Media Test
Hasil Reaksi/Spesimen Bakteri
KIA/TSIA
Acid/Acid, Gas : Negatif, H2S : Negatif
Staphylococcus aureus
Staphylococcus epidermidis
Urea Agar
+
-
Simon Citrat
-
-
MIO
+,-,-
+,-,-
Methil Red
-
-
Voges Prokauer
-
-
Lysin Iron Agar
-
-
Glukosa
+
+
Laktosa
+
-
Sucrosa
+
+
Maltosa
+
+
Manitol
+
+
Malonet
-
-

Gambar Hasil.

Koloni Pada Media BA (Blood Agar)
Warna Koloni             : kelabu, keruh, betha homolysis
Permukaan bakteri    : cembung
Pinggir koloni             : bulat rata
Ukuran koloni            : sedang sampai besar

Media KIA

Media KIA yang telah ditumbuhi Bakteri Staphylococcus

Sleng/Lereng    : Acid (kuning)
Battom/Dasar    : Acid (kuning)
Gas                     : negatif
H2S                     : negatif





Karbon Gentian Violet

 Larutan Lugol
 Karbon Fuchsin

 Sediaan yang telah di warnai


Bakteri Staphylococcus Aureus berwarna merah

Media Urea Agar, Simon Citrat, MIO, MR, VP, LIA

Media Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manitol, Malonet
Hasil pada Media Urea Agar, Simon Citrat, MIO, MR, VP, LIA

Hasil pada Media Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manitol, Malonet

Kerja Laporan Bareng

2 komentar:

labsaya mengatakan...

Mantab , Masbrew ... Laporan kelompok lainnya mana ?

Adhy Suparsa mengatakan...

Thank you mas brow, laporan kelompok lainnya akan menyusul...