LAPORAN PRAKTIKUM
Tanggal
Praktikum : 9-12 Januari 2013
Judul
Praktikum : Isolasi dan
Identifikasi Staphylococcus aureus
Dasar
Teori :
Tinjauan Umum Staphylococcus
Staphylococcus berasal dari kata
staphylos berarti kelompok buah anggur dan coccus berarti bulat.Kuman ini
sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir
manusia.Pada tahun 1880; Pasteur mengenal mengisolir micrococcu yang membentuk
kelompok.Pada tahun 1881; Oyston berhasil mengisolir micrococci dari abces.
Pada tahun 1884; Rosenbach untuk pertama kalinya mempelajari Staphylococcus
secara mendalam sehingga berhasil mengenal varietas aureus, albus dari
micrococcus pyogenes.
Kingdom
: monera
Divisio
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Order
: Bacillales
Family
: Sthapylococcacae
Genus
: Staphyloccocus
Spesies
: Staphylococcus aureus
Staphylococcus citerus
Staphylococcus
albus
Staphylococcus
epidermidis
Staphylococcus
saprophyticus
Morfologi
Bentuk: bulat, ukuran 1 mikron. Tidak
membentuk spora. Tidak mempunyai flagela. Letak sel satu sama lain yang
karakteristik bergerombol seperti buah anggur. Sifat karakteristik ini dipakai
sebagai pemberian nama Staphylococcus. Tetapi kadang-kadang ada yang letaknya
tersebar atau terpencar. Pengelompokan ini akan terlihat baik pada pengamatan
penanaman dalam media padat. Pasangan atau rantai pendek lebih sering terlihat
dalam smear nanah dan kultur dalam kaldu. Sifat pewarnaan: pada kultur muda
bersifat Gram (+), sedang pada kultur tua bersifat Gram (-).
Koloni micrococci tumbuh cepat pada
media agar pada suhu normal (370), dan biasanya bergaris tengah 1-2
mm setelah inkubasi 24 jam. Koloni tadi halus, basah, menonjol dengan tepi
bulat dan berwarna, yaitu pada varietas albus berwarna putih, varietas citreus
berwarna kuning jernih dan varietas aureus berwarna kuning emas.
Fisiologi dan morfologi
Micrococci tumbuh paling baik pada
suhu 220 – 370. Umumnya dapat tumbuh dalam lingkungan
aerob maupun anaerob. Produksi warna terlihat baik pada situasi aerob dan
terlihat paling baik pada kultur yang tumbuh pada suhu rendah. Produksi toksin
pada semua strain terlihat pada penanaman dalam media sederhana yang berisi
asam-asam amino, garam glukosa dan faktor pertumbuhan yaitu thiamin dan asam
nicotinat. Dalam garis besarnya strain aureus lebih aktif metabolismenya dari
pada strain albus. Dalam media kaldu yang berisi dekstrosa, sukrosa, maltosa,
dan manitol akan terjadi pemecahan karbohidrat menjadi asam tanpa gas.
Patogenitas
Staphylococcus merupakan penyebab
terjadinya infeksi yang bersifat poogenik. Untuk pembuatan kultur dapat diambil
bahan dari pernanahan kecil, bisul kecil, bisul besar, dan abces diberbagai bagian
tubuh. Bakteri ini dapat masuk ke dalam kulit melalui folikel-folikel rambut,
muara kelenjar keringat dan luka-luka kecil. Kemampuan yang menyebabkan
penyakit dari staphylococcus adalah gabungan dari efek yang ditimbulkan oleh
produk-produk ekstraseluler, daya infasi kuman dan kemampuan untuk berkembang
biak.
Staphylococcus
patogen mempunyai sifat sebagai berikut:
-
Dapat
menghemolisa eritrosit
-
Menghasilkan
koagulasi’dapat membentuk pigmen (kuning keemasan)
-
Dapat
memecah manitol menjadi asam
Diantara
staphylococcus yang mempunyai kemampuan besar untuk menimbulkan penyakit ialah
Staphylococcus aureus.
Staphylococcus
nonpatogen bersifat:
-
Non
hemolitik
-
Tidak
menghasilkan koagulasi
-
Koloni
berwarna putih
-
Tidak
memecah manitol
Infeksi yang ditimbulkan oleh Staphylococcus
dapat meluas ke jaringan sekitarnya, perluasannya dapat melalui darah atau
limfe, sehingga pernanahan disitu bersifat menahun, misalnya sampai pada sumsum
sehingga terjadi radang sumsum tulang (osteomyelitis). Perluasan ini dapat
sampai ke paru-paru, selaput otak dan sebagainya.
Toksin dan Enzim
Staphylococcus dapat menyebabkan
penyakit karena kemampuannya berkembang biak dan menyebarluas dalam jaringan
tubuh serta adanya beberapa zat yang dapat diproduksi olehnya, zat tersebut
ialah:
1. Eksotoksin
Bahan ini
dapat diketemukan di dalam filtrat hasil pemisahan dari kuman dengan jalan
menyaring kultur.
Bahan ini
bersifat tidak tahan pemanasan dan bila disuntikkan kepada hewan percobaan
dapat menimbulkan kematian dan nekrose kulit.
Eksotoksin ini mengandung hemolisin,
yang dikenal dalam beberapa jenis:
Alfa
hemolisin : ialah putih
telur yang dapat menghancurkan eritrosit kelinci dan dapat mempengaruhi otot
polos pembuluh darah.
Beta
hemolisin : ialah suatu
putih telur yang dapat menghancurkan eritrosit kambing (tetapi tidak pada
eritrosit kelinci) dalam 1 jam pada suhu 37o
Gama hemolisin : bersifat antigen.
Eksotoksin ini
bila ditambah formalin akan kehilangan sifat toksinnya dan terbentuk toksoid
yang dapat digunakan untuk imunisasi, walaupun akhirnya tidak dipakai karena
nilai imunitasnya tidak ternilai.
2. Leukosidin
Yaitu suatu
suspensi yang dihasilkan oleh Staphylococcus yang bersifat membinasakan atau
mematikan leukosit dari berbagai macam spesies binatang. Leukosidin juga suatu
antigen tetapi lebih termolabil daripada eksotoksin.
3. Enterotoksin
Yaitu suatu
suspensi yang dihasilkan oleh jenis Staphylococcus tertentu, terutama bila
ditanam pada media setengah padat dengan konsentrasi CO2 yang tinggi
(30 %).
Sifat-sifat enterotoksin:
-
Bersifat
antigen
-
Termostabil,
tidak mengalami perubahan pada perebusan selama 30 menit.
-
Merupakan
salah satu penyebab gejala keracunan makanan dengan gejala berupa: lesu, kejang
perut, berak-berak (diare), muntah-muntah, yang terjadi 1-6 jam setelah makan
makanan yang mengandung enterotoksin.
4. Koagulase
Yaitu suspensi
seperti enzim yang terdiri atas putih telur yang dapat mengendapkan plasma
sitrat atau plasma oksalat. Staphylococcus patogen kebanyakan menghasilkan
bahan ini.
5. Lain-lain produk ekstra seluler dari Staphylococcus
:
-
Stafilokinase
yang dapat dengan lambat melarutkan fibrin seperti streptokinase.
-
Penisilinase,
yang dapat merusak penisilin G.
-
Hialuronidase
-
Proteinase
-
Lipase
Pemeriksaan Laboratoris
Untuk
pemeriksaan staphylococcus secara laboratorium dapat dilakukan dengan
bermacam-macam cara.
Bahan
pemeriksaannya dapat berupa:
-
Nanah
-
Darah
-
Cairan
otak
-
Usapan
luka
Cara
pemeriksaan
1. Pemeriksaan langsung
Dari bahan
dibuat sediaan/preparat, kemudian diadakan pewarnaan. Dapat dipakai zat warna
sederhana, tetapi lebih baik dengan zat warna Gram. Umumnya bersifat gram
positif. Secara mikroskopis tidak dapat dibedakan antara staphylococcus patogen
dan yang non patogen.
2. Penanaman
Kalau ditanam
pada media agar darah selama 18 jam suhu 37O C akan tumbuh koloni. Untuk
melihat ada tidaknya hemolisin, atau terbentuknya pigmen. Pengeraman harus
lebih lama lagi. Pada infeksi campuran penanaman pada media ditambah 75 % NaCl
agar flora lain sukar tumbuh.
3. Tes Koagulase
Plasma sitrat
yang telah diencerkan 1:5 dicampur dengan pertumbuhan Staphylococcus dalam
media cair dalam jumlah yang sama. Kemudian ditunggu selama 3 jam, apabila
terjadi perjendelan berarti bahwa Staphylococcus tersebut menghasilkan
koagulase. Semua staphylococcus aureus yang tes koagulase positif adalah bersifat
patogen terhadap manusia, kecuali staphylococcus albus yang dapat menyebabkan
endocarditis (radang selaput dalam jantung).
4. Tes Manitol
Staphylococcus
ditanam pada media cair (air pepton) + 5 % manitol + phenol merah (sebagai
indikator). Setelah dieramkan 18-24 jam akan terjadi perubahan warna menjadi
kuning; karena terbentuk asam.
Pengobatan
Obat-obatan antibiotika mempunyai
khasiat yang baik terhadap staphylococcus secara invitro. Tetapi secara invivo
sering obat tersebut tidak dapat menerobos dinding fibrin untuk mencapai daerah
pusat infeksi. Oleh karena itu dalam pengobatan disamping pemberian obat perlu
adanya drainase (pengaliran) atau insisi (penyedotan).
Epidemi dan pengawasan
Sumber infeksi staphylococcus adalah
kulit, saluran pernafasan, hasil muntahan. Infeksi staphylococcus di rumah
sakit lebih membahayakan, sebab staphylococcus yang berasal dari petugas rumah
sakit, dan para penderita biasanya sudah kebal (resisten) terhadap beberapa
antibiotika. Kebersihan dan pengaturan pencegahan infeksi yang baik akan
mengurangi meluasnya infeksi ini. Kamar bersalin, kamar operasi harus dijaga
kemungkinan adanya kuman ini dengan pemberian desinfektan secara teratur serta
penyinaran.
Alat
dan Bahan :
Bahan
Media :
a) Media
BA
b) Urea
c) LIA
d) Laktosa
e) Sukrosa
f) Glukosa
g) Simon
Citrat
h) MIO
i) Mr
j) VP
k) Pewarnaan
Gram
l) Manitol
m) Maltosa
n) Malonet
o) Media
KIA
p) Staphylococcus
Alat
:
a) Ose
/ nal
b) Bunsen
c) Inkubator
d) Rak
Tabung
Cara
Kerja :
Hari
ke-1
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Ambil
spesimen bakteri dengan ose yang telah difiksasi kemudian tanam pada media BA
dengan cara siksak.
3. Simpan
di inkubator pada suhu 370C selama 24 jam.
Hari
ke- 2
1. Ambil
media bakteri yang telah tumbuh dari inkubator
2. Sterilisasikan
nal kemudian ambil media KIA
3. Setelah
nal dingin, ambil koloni bakteri yang sendiri tanam pada media KIA yang telah
sediakan dengan cara sigsag.
4. Simpan
kembali pada inkubator pada suhu 370 C selama 24 jam
5. Ambil
koloni pada media KIA kemudian buat sediaan preparat kemudian lakukan
pengecatan gram dan lihat dimikroskop.
Hari
ke- 3
1. Siapkan
media tes biokimia
2. Ambil
media KIA yang bakterinya telah tumbuh dari inkubator
3. Fiksasi
ose / nal,setelah dingin ambil media urea agar kemudian ambil bakteri pada
media KIA kemudian tanam pada media urea agar dengan cara sigsag.
4. Fiksasi
ose / nal,Setelah dingin ambil media Simon Citrat kemudian ambil bakteri pada
media KIA kemudian tanam pada media Simon Citrat dengan cara sigsag.
5. Fiksasi
ose / nal,setelah dingin ambil media MIO kemudian ambil baktri pada medi KIA
kemudian tanam pada media MIO dengan cara menusuk hingga dasar tabung.
6. Fiksasi ose,setelah dingin ambil media MR kemudian
ambil bakteri pada media KIA kemudian tanam pada media MR dengan cara
disuspensi pada pinggir tabung.
7. Fiksasi
ose,setelah dingin ambil media VP kemudian ambil bakteri pada media KIA
kemudian tanam pada media VP dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
8. Fiksasi
nal,Setelah dingin ambil media LIA kemudian ambil bakteri pada media KIA
kemudian tanam pada media LIA dengan cara sigsag dari dalam ke luar kemudian
tusuk hingga dasar tabung.
9. Fiksasi
ose,setelah dingin ambil media Glukosa kemudian ambil bakteri pada media KIA
kemudian tanam pada media Glukosa dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
10. Fiksasi
ose,setelah dingin ambil media Laktosa kemudian ambil bakteri pada media KIA
kemudian tanam pada media Laktosa dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
11. Fiksasi
ose,setelah dingin ambil media Sukrosa kemudian ambil bakteri pada media KIA
kemudian tanam pada media Sukrosa dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
12. Fiksasi
ose,setelah dingin ambil media Maltosa kemudian ambil bakteri pada media KIA
kemudian tanam pada media Maltosa dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
13. Fiksasi
ose,setelah dingin ambil media Manitol kemudian ambil bakteri pada media KIA
kemudian tanam pada media Manitol dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
14. Fiksasi
ose,setelah dingin ambil media Malonet kemudian ambil bakteri pada media KIA
kemudian tanam pada media Malonet dengan cara disuspensi pada pinggir tabung.
15. Kemudian
simpan di inkubator pada suhu 370 C selama 24 jam.
Hari
ke- 4
1. Baca
hasil pemeriksaan tes biokimia.
Media Test
|
Hasil
Reaksi/Spesimen Bakteri
|
|
KIA/TSIA
|
Acid/Acid,
Gas : Negatif, H2S : Negatif
|
|
Staphylococcus aureus
|
Staphylococcus
epidermidis
|
|
Urea
Agar
|
+
|
-
|
Simon
Citrat
|
-
|
-
|
MIO
|
+,-,-
|
+,-,-
|
Methil
Red
|
-
|
-
|
Voges
Prokauer
|
-
|
-
|
Lysin
Iron Agar
|
-
|
-
|
Glukosa
|
+
|
+
|
Laktosa
|
+
|
-
|
Sucrosa
|
+
|
+
|
Maltosa
|
+
|
+
|
Manitol
|
+
|
+
|
Malonet
|
-
|
-
|
Gambar
Hasil.
Koloni
Pada Media BA (Blood Agar)
Warna
Koloni : kelabu, keruh, betha
homolysis
Permukaan
bakteri : cembung
Pinggir
koloni : bulat rata
Ukuran
koloni : sedang sampai besar
Media KIA
Media KIA yang telah ditumbuhi Bakteri Staphylococcus
Sleng/Lereng : Acid (kuning)
Battom/Dasar : Acid (kuning)
Gas : negatif
H2S : negatif
Karbon Gentian Violet
Larutan Lugol
Karbon Fuchsin
Sediaan yang telah di warnai
Bakteri
Staphylococcus Aureus berwarna merah
Media Urea Agar, Simon Citrat, MIO, MR, VP, LIA
Media
Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manitol, Malonet
Hasil
pada Media Urea Agar, Simon Citrat, MIO, MR, VP, LIA
Hasil
pada Media Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manitol, Malonet
Kerja Laporan Bareng
2 komentar:
Mantab , Masbrew ... Laporan kelompok lainnya mana ?
Thank you mas brow, laporan kelompok lainnya akan menyusul...
Posting Komentar