BAB I
1. PENDAHULUAN
Agama
Hindu berasal dari Bahasa Sanskerta: Santana Dharma yaitu"kebenaran
abadi", dan Vaidika-Dharma ("pengetahuan kebenaran") dimana agama Hindu adalah sebuah agama yang
berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang
merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya).
Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua
di dunia yang masih bertahan hingga kini.
Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda,
Jaman Brahmana, Jaman Upanisad
dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan
bahwa orang-orang yang tinggal di India
pada jaman dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah
sebuah patung yang menunjukkan perwuju dan Siwa. Peninggalan tersebut erat
hubungannya dengan ajaran Weda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya
penyembahan terhadap Dewa-dewa. Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah
Sungai Sindhu,sekitar 2500 s.d. 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak
bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran
tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka
menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu,Indra, Siwa dan sebagainya.
Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yangTunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum atau 4 kasta (kelas berbeda) yaitu kasta Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra. Sementara perkembangan Agama Hindu di Indonesia dimulai dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4Masehi dengan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai diKalimantan Timur serta beberapa kerajaan Hindu yang cukup terkenal yaitu Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit. Perkembangan Agama Hindu yang pesat membuahkan suatu ajaran yang yang bersifat universal dimana tujuan agama Hindu telah dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan adalah "Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma", yang artinya bahwa agama (dharma) bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan bathin. Tujuan ini secara rinci disebutkan didalam Catur Purusa Artha, yaitu empat tujuan hidup manusia, yakni Dharma, Artha, Kama dam Moksa. Sementara Pokok-pokok Keimanan Agama Hindu adalah percaya dengan adanya Tuhan, Atman, Karma Phala, Reinkarnasi, dan Moksa. Perkembangan agama Hindu tidak lepas dari keberadaan teknologi dan seni yang saling melengkapi satu sama lain. Teknologi berasal dari istilah teckneyang berarti seni (art) atau keterampilan. Menurut Dictionary of Science,teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis.Teknologi sebagai barang buatan karena Tidak ada manusia yang sempurna,semua pasti memiliki kelemahan. Kelemahan yang ada pada diri manusia itu kemudian diminimalisir dengan adanya teknologi agar kelemahan yang dimiliki manusia pun menjadi sedikit berkurang. Teknologi merupakan salah satu kegiatan manusia yang tidak akan bias lepas dari seluruh aktivitas manusia itu sendiri. Aktivitas manusia menumbuhkan banyak sekali ide-ide maupun pikiran yang tentunya dapat ditunjang oleh teknologi itu sendiri. Kegiatan membuat dan menggunakan pasti tidak akan lepas dari ilmu membuat (produk) dan ilmu menggunakan (komsumsi). Ilmu tersebut merupakan kumpulan dari pengetahuan yang didapat manusia dari berbagai sumber. Pembahasan yang bulat dan menyeluruh akan tercapai kalau teknologi ditinjau sebagai suatu sistem. Ini berarti teknologi dibahas sebagai suatu kebulatan unsur-unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam lingkungan system itu sendiri. Memahami teknologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam (nature science) dan rekayasa (engineering). Ilmu pengetahuanalam adalah input bagi proses ilmu rekayasa sedangkan teknologi adalah hasil proses rekayasa. Sedangkan seni adalah ide, gagasan, persasaan, suara hati, gejolak jiwa, yang diwujudkan atau di ekspresikan melalui unsur unsur tertentu yang bersifat indah untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yangTunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum atau 4 kasta (kelas berbeda) yaitu kasta Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra. Sementara perkembangan Agama Hindu di Indonesia dimulai dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4Masehi dengan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai diKalimantan Timur serta beberapa kerajaan Hindu yang cukup terkenal yaitu Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit. Perkembangan Agama Hindu yang pesat membuahkan suatu ajaran yang yang bersifat universal dimana tujuan agama Hindu telah dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan adalah "Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma", yang artinya bahwa agama (dharma) bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan bathin. Tujuan ini secara rinci disebutkan didalam Catur Purusa Artha, yaitu empat tujuan hidup manusia, yakni Dharma, Artha, Kama dam Moksa. Sementara Pokok-pokok Keimanan Agama Hindu adalah percaya dengan adanya Tuhan, Atman, Karma Phala, Reinkarnasi, dan Moksa. Perkembangan agama Hindu tidak lepas dari keberadaan teknologi dan seni yang saling melengkapi satu sama lain. Teknologi berasal dari istilah teckneyang berarti seni (art) atau keterampilan. Menurut Dictionary of Science,teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis.Teknologi sebagai barang buatan karena Tidak ada manusia yang sempurna,semua pasti memiliki kelemahan. Kelemahan yang ada pada diri manusia itu kemudian diminimalisir dengan adanya teknologi agar kelemahan yang dimiliki manusia pun menjadi sedikit berkurang. Teknologi merupakan salah satu kegiatan manusia yang tidak akan bias lepas dari seluruh aktivitas manusia itu sendiri. Aktivitas manusia menumbuhkan banyak sekali ide-ide maupun pikiran yang tentunya dapat ditunjang oleh teknologi itu sendiri. Kegiatan membuat dan menggunakan pasti tidak akan lepas dari ilmu membuat (produk) dan ilmu menggunakan (komsumsi). Ilmu tersebut merupakan kumpulan dari pengetahuan yang didapat manusia dari berbagai sumber. Pembahasan yang bulat dan menyeluruh akan tercapai kalau teknologi ditinjau sebagai suatu sistem. Ini berarti teknologi dibahas sebagai suatu kebulatan unsur-unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam lingkungan system itu sendiri. Memahami teknologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam (nature science) dan rekayasa (engineering). Ilmu pengetahuanalam adalah input bagi proses ilmu rekayasa sedangkan teknologi adalah hasil proses rekayasa. Sedangkan seni adalah ide, gagasan, persasaan, suara hati, gejolak jiwa, yang diwujudkan atau di ekspresikan melalui unsur unsur tertentu yang bersifat indah untuk memenuhi kebutuhan manusia.
BAB II
Çubhakarma (Perbuatan Baik)
Perbuatan baik disebut Cubhakarma itu adalah segala bentuk tingkah laku
yang dibenarkan oleh ajaran agama yang dapat menuntun manusia itu ke dalam
hidup yang sempurna, bahagia lahir bathin dan menuju kepada persatuan Atman
dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
A.
Tri
Kaya Parisudha
Artinya tiga gerak perilaku manusia
yang harus disucikan, yaitu
1.
Berfikir
yang bersih dan suci (manacika),
2.
Berkata
yang benar (Wacika) dan
3.
Berbuat
yang jujur (Kayika).
Jadi dari pikiran yang bersih akan
timbul perkataan yang baik dan perbuatan yang jujur. Dari Tri Kaya Parisudha
ini timbul adanya sepuluh pengendalian diri yaitu 3 macam berdasarkan pikiran,
4 macam berdasarkan perkataan dan 3 macam lagi berdasarkan perbuatan.
·
Tiga
macam yang berdasarkan pikiran adalah tidak menginginkan sesuatu yang tidak
halal, tidak berpikiran buruk terhadap mahkluk lain dan tidak mengingkari
adanya hukum karmaphala.
·
Sedangkan
empat macam yang berdasarkan atas perkataan adalah tidak suka mencaci maki,
tidak berkata kasar kepada makhluk lain, tidak memfitnah dan tidak ingkar pada
janji atau ucapan.
·
Selanjutnya
tiga macam pengendalian yang berdasarkan atas perbuatan adalah tidak menyiksa
atau membunuh makhluk lain, tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda dan
tidak berjina.
B.
Catur
Paramita
Adalah empat bentuk budi luhur,
Catur Paramita ini adalah tuntunan susila yang membawa masunisa kearah
kemuliaan. yaitu;
1. Maitri artinya lemah lembut, yang
merupakan bagian budi luhur yang berusaha untuk kebahagiaan segala
makhluk.
2. Karuna adalah belas kasian atau
kasih sayang, yang merupakan bagian dari budi luhur, yang menghendaki
terhapusnya pendertiaan segala makhluk.
3. Mudita artinya sifat dan sikap
menyenangkan orang lain.
4. Upeksa artinya sifat dan sikap suka
menghargai orang lain.
C.
Panca
Yama Bratha
Adalah lima macam pengendalian diri
dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan
kesucian bathin. Panca Yama Bratha ini terdiri dari lima bagian yaitu
1.
Ahimsa
artinya tidak menyiksa dan membunuh makhluk lain dengan sewenang-wenang,
2.
Brahmacari
artinya tidak melakukan hubungan kelamin selama menuntut ilmu, dan berarti juga
pengendalian terhadap nafsu seks,
3.
Satya
artinya benar, setia, jujur yang menyebabkan senangnya orang lain.
4.
Awyawahara
atau Awyawaharita artinya melakukan usaha yang selalu bersumber kedamaian dan
ketulusan, dan
5.
Asteya
atau Astenya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta benda milik orang
lain.
D.
Panca
Nyama Bratha
Adalah lima macam pengendalian diri
dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin, adapun
bagian-bagian dari Panca Nyama Bratha ini adalah
1. Akrodha artinya tidak marah,
2. Guru Susrusa artinya hormat, taat
dan tekun melaksanakan ajaran dan nasehat-nasehat guru,
3. Sauca artinya kebersihan, kemurnian
dan kesucian lahir dan bathin.
4. Aharalaghawa artinya pengaturan
makan dan minum, dan
5. Apramada artinya taat tanpa
ketakaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan ajaran-ajaran suci.
E.
Sad
Paramita
Adalah enam jalan keutamaan untuk
menuju keluhuran. Sad Paramita ini meliputi:
1.
Dana
Paramita artinya memberi dana atau sedekah baik berupa materiil maupun
spirituil;
2.
Sila
Paramita artinya berfikir, berkata, berbuat yang baik, suci dan luhur;
3.
Ksanti
Paramita artinya pikiran tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab
penyakit, terhadap orang dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang
tidak baik;
4.
Wirya
Paramita artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak
berobah, tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya
Paramita ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan untuk
membela dan melaksanakan kebenaran;
5.
Dhyana
Paramita artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah dan mencari jawaban
atas kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran terutama kepada Hyang Widhi dan
cita-cita luhur untuk keselamatan;
6.
Pradnya
Paramita artinyaa kebijaksanaan dalam menimbang-nimbang suatu kebenaran.
F.
Catur
Aiswarya
Adalah suatu kerohanian yang
memberikan kebahagiaan hidup lahir dan batin terhadap makhluk. Catur Aiswarya
terdiri dari Dharma, Jnana, Wairagya dan Aiswawarya.
1. Dharma adalah segala perbuatan yang
selalu didasari atas kebenaran;
2. Jnana artinya pengetahuan atau
kebijaksanaan lahir batin yang berguna demi kehidupan seluruh umat
manusia.
3. Wairagya artinya tidak ingin
terhadap kemegahan duniawi, misalnya tidak berharap-harap menjadi pemimpin,
jadi hartawan, gila hormat dan sebagainya;
4. Aiswarya artinya kebahagiaan dan
kesejahteraan yang didapatkan dengan cara (jalan) yang baik atau halal sesuai
dengan hukum atau ketentuan agama serta hukum yang berlaku di dalam masyarakat
dan negara.
G. Asta Siddhi
Adalah delapan ajaran kerohanian
yang memberi tuntunan kepada manusia untuk mencapai taraf hidup yang sempurna
dan bahagia lahir batin. Asta Siddhi meliputi:
1.
Dana
artinya senang melakukan amal dan derma;
2.
Adnyana
artinya rajin memperdalam ajaran kerohanian (ketuhanan);
3.
Sabda
artinya dapat mendengar wahyu karena intuisinya yang telah mekar;
4.
Tarka
artinya dapat merasakan kebahagiaan dan ketntraman dalam semadhi;
5.
Adyatmika
Dukha artinya dapat mengatasi segala macam gangguan pikiran yang tidak
baik;
6.
Adidewika
Dukha artinya dapat mengatasi segala macam penyakit (kesusahan yang berasal
dari hal-hal yang gaib), seperti kesurupan, ayan, gila, dan sebagainya.
7.
Adi
Boktika artinya dapat mengatasi kesusahan yang berasal dari roh-roh halus,
racun dan orang-orang sakti; dan
8.
Saurdha
adalah kemampuan yang setingkat dengan yogiswara yang telah mencapai kelepasan.
H. Nawa Sanga
Nawa Sanga terdiri dari:
1. Sadhuniragraha artinya setia
terhadap keluarga dan rumah tangga;
2. Andrayuga artinya mahir dalam ilmu
dan dharma;
3. Guna bhiksama artinya jujur terhadap
harta majikan;
4. Widagahaprasana artinya mempunyai
batin yang tenang dan sabar;
5. Wirotasadarana artinya berani
bertindak berdasarkan hukum;
6. Kratarajhita artinya mahir dalam
ilmu pemerintahan;
7. Tiagaprassana artinya tidak pernah
menolak perintah;
8. Curalaksana artinya bertindak cepat,
tepat dan tangkas; dan
9. Curapratyayana artinya perwira dalam
perang.
I.
Dasa
Yama Bratha
Adalah sepuluh macam pengendalian
diri, yaitu
1. Anresangsya atau Arimbhawa artinya
tidak mementingkan diri sendiri;
2. Ksama artinya suka mengampuni dan
dan tahan uji dalam kehidupan;
3. Satya artinya setia kepada ucapan
sehingga menyenangkan setiap orang;
4. Ahimsa artinya tidak membunuh atau
menyakiti makhluk lain;
5. Dama artinya menasehati diri
sendiri;
6. Arjawa artinya jujur dan
mempertahankan kebenaran;
7. Priti artinya cinta kasih sayang
terhadap sesama mahluk;
8. Prasada artinya berfikir dan berhati
suci dan tanpa pamerih;
9. Madurya artinya ramah tamah, lemah
lembut dan sopan santun; dan
10. Mardhawa artinya rendah hati; tidak
sombong dan berfikir halus.
J.
Dasa
Nyama Bratha
Dasa Nyama Bratha terdiri
dari:
1. Dhana artinya suka berderma, beramal
saleh tanpa pamerih;
2. Ijya artinya pemujaan dan sujud
kehadapan Hyang Widhi dan leluhur;
3. Tapa artinya melatih diri untuk daya
tahan dari emosi yang buruk agar dapat mencapai ketenangan batin;
4. Dhyana artinya tekun memusatkan
pikiran terhadap Hyang Widhi;
5. Upasthanigraha artinya mengendalikan
hawa nafsu birahi (seksual);
6. Swadhyaya artinya tekun mempelajari
ajaran-ajaran suci khususnya, juga pengetahuan umum;
7. Bratha artinya taat akan sumpah atau
janji;
8. Upawasa artinya berpuasa atau berpantang
trhadap sesuatu makanan atau minuman yang dilarang oleh agama;
9. Mona artinya membatasi perkataan;
dan
10. Sanana artinya tekun melakukan
penyician diri pada tiap-tiap hari dengan cara mandi dan sembahyang.
K. Dasa Dharma
Yang disebut Dasa Dharma menurut
Wreti Sasana, yaitu
2.
Sauca
artinya murni rohani dan jasmani;
3. Indriyanigraha artinya mengekang
indriya atau nafsu;
4. Hrih artinya tahu dengan rasa
malu;
5. Widya artinya bersifat
bijaksana;
6. Satya artinya jujur dan setia
terhadap kebenaran;
7. Akrodha artinya sabar atau mengekang
kemarahan;
8. Drti artinya murni dalam
bathin;
9. Ksama artinya suka mengampuni;
10. Dama artinya kuat mengendalikan
pikiran; dan
11. Asteya artinya tidak melakukan
kecurangan.
L.
Dasa
Paramartha
Adalah sepuluh macam ajaran
kerohanian yang dapat dipakai penuntun dalam tingkah laku yang baik serta untuk
mencapai tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa Paramartha ini terdiri
dari:
1. Tapa artinya pengendalian diri lahir
dan bathin;
2. Bratha artinya mengekang hawa
nafsu;
3. Samadhi artinya konsentrasi pikiran
kepada Tuhan;
4. Santa artinya selalu senang dan
jujur;
5. Sanmata artinya tetap bercita-cita
dan bertujuan terhadap kebaikan;
6. Karuna artinya kasih sayang terhadap
sesama makhluk hidup;
7. Karuni artinya belas kasihan
terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya;
8. Upeksa artinya dapat membedakan
benar dan salah, baik dan buruk;
9. Mudhita artinya selalu berusaha
untuk dapat menyenangkan hati oranglain; dan
10. Maitri artinya suka mencari
persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.
BAB III
Açubhakarma (Perbuatan Tidak Baik)
Acubhakarma
adalah segala tingkah laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan
Cubhakarma (perbuatan baik). Acubhakarma (perbuatan tidak baik) ini, merupakan
sumber dari kedursilaan, yaitu segala bentuk perbuatan yang selalu bertentangan
dengan susila atau dharma dan selalu cenderung mengarah kepada kejahatan. Semua
jenis perbuatan yang tergolong acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang
harus dihindari di dalam hidup ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma
ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita.
Menurut
agama Hindu, bentuk-bentuk acubhakarma yang harus dihindari di dalam hidup ini
adalah:
A. Tri Mala
Adalah tiga bentuk prilaku manusia
yang sangat kotor, yaitu
1. Kasmala ialah perbuatan yang hina
dan kotor,
2. Mada yaitu perkataan, pembicaraan
yang dusta dan kotor, dan
3. Moha adalah pikiran, perasaan yang
curang dan angkuh.
B. Catur Pataka
Adalah empat tingkatan dosa sesuai
dengan jenis karma yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu :
Pataka yang terdiri dari
1. Brunaha (menggugurkan bayi dalam
kandungan);
2. Purusaghna (Menyakiti orang),
3. Kaniya Cora (mencuri perempuan
pingitan),
4. Agrayajaka (bersuami isteri melewati
kakak), dan
5. Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam
tanpa masanya);
Upa Pataka terdiri dari
1. Gowadha (membunuh sapi),
2. Juwatiwadha (membunuh gadis),
3. Balawadha (membunuh anak),
4. Agaradaha (membakar rumah/merampok);
Maha Pataka terdiri dari
1. Brahmanawadha (membunuh orang
suci/pendeta),
2. Surapana (meminum
alkohol/mabuk),
3. Swarnastya (mencuri emas),
4. Kanyawighna (memperkosa gadis),
dan
5. Guruwadha (membunuh guru);
Ati Pataka terdiri dari
1. Swaputribhajana (memperkosa saudara
perempuan);
2. Matrabhajana (memperkosa ibu),
3. Lingagrahana (merusak tempat suci).
C.
Panca
Bahya Tusti
Adalah lima kemegahan (kepuasan)
yang bersifat duniawi dan lahiriah semata-mata, yaitu
1. Aryana artinya senang mengumpulkan
harta kekayaan tanpa menghitung baik buruk dan dosa yang ditempuhnya;
2. Raksasa artinya melindungi harta
dengan jalan segala macam upaya;
3. Ksaya artinya takut akan
berkurangnya harta benda dan kesenangannya sehingga sifatnya seing menjadi
kikir;
4. Sangga artinya doyan mencari kekasih
dan melakukan hubungan seksual;
5. Hingsa artinya doyan membunuh dan
menyakiti hati makhluk lain.
D.
Panca
Wiparyaya
Adalah lima macam kesalahan yang
sering dilakukan manusia tanpa disadari, sehingga akibatnya menimbulkan
kesengsaraan, yaitu:
1. Tamah artinya selalu
mengharap-harapkan mendapatkan kenikmatan lahiriah;
2. Moha artinya selalu
mengharap-harapkan agar dapat kekuasaan dan kesaktian bathiniah;
3. Maha Moha artinya selalu
mengharap-harapkan agar dapat menguasai kenikmatan seperti yang tersebut dalam
tamah dan moha;
4. Tamisra artinya selelu berharap
ingin mendapatkan kesenangan akhirat;
5. Anda Tamisra artinya sangat berduka
dengan sesuatu yang telah hilang.
E.
Sad
Ripu
Sad Ripu adalah enam jenis musuh
yang timbul dari sifat-sifat manusia itu sendiri, yaitu
1. Kama artinya sifat penuh nafsu
indriya;
2. Lobha artinya sifat loba dan
serakah;
3. Krodha artinya sifat kejam dan
pemarah;
4. Mada adalah sifat mabuk dan
kegila-gilaan;
5. Moha adalah sifat bingung dan
angkuh; dan
6. Matsarya adalah sifat dengki dan
irihati.
F.
Sad
Atatayi
Adalah enam macam pembunuhan kejam,
yaitu
1. Agnida artinya membakar milik orang
lain;
2. Wisada artinya meracun orang
lain;
3. Atharwa artinya melakukan ilmu
hitam;
4. Sastraghna artinya mengamuk
(merampok);
5. Dratikrama artinya memperkosa
kehormatan orang lain;
6. Rajapisuna adalah suka memfitnah.
G. Sapta Timira
Adalah tujuh macam kegelapan pikiran
yaitu:
1. Surupa artinya gelap atau mabuk
karena ketampanan;
2. Dhana artinya gelap atau mabuk
karena kekayaan;
3. Guna artinya gelap atau mabuk karena
kepandaian;
4.
Kulina
artinya gelap atau mabuk karena keturunan;
5. Yowana artinya gelap atau mabuk
karena keremajaan;
6. Kasuran artinya gelap atau mabuk
karena kemenangan
7. Sura artinya mabuk karena minuman
keras.
H. Dasa Mala
Artinya adalah sepuluh macam sifat
yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri dari
1. Tandri adalah orang
sakit-sakitan;
2. Kleda adalah orang yang berputus
asa;
3. Leja adalah orang yang tamak dan
lekat cinta;
4. Kuhaka adalah orang yang pemarah,
congkak dan sombong;
5. Metraya adalah orang yang pandai
berolok-olok supaya dapat mempengaruhi teman (seseorang);
6. Megata adalah orang yang bersifat
lain di mulut dan lain di hati;
7. Ragastri adalah orang yang bermata
keranjang;
8. Kutila adalah orang penipu dan
plintat-plintut;
9. Bhaksa Bhuwana adalah orang yang
suka menyiksa dan menyakiti sesama makhluk; dan
10. Kimburu adalah orang pendengki dan
iri hati.
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Perbuatan baik disebut Cubhakarma itu adalah segala bentuk tingkah laku
yang dibenarkan oleh ajaran agama yang dapat menuntun manusia itu ke dalam
hidup yang sempurna, bahagia lahir bathin dan menuju kepada persatuan Atman
dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Ada 11 cara melaksanakan Subha Karma, yaitu Tri Kaya
Parisudha, Catur
Paramita, Panca Yama
Bratha, Panca
Nyama Bratha, Sad
Paramita, Catur
Aiswarya, Asta
Siddhi, Nawa Sanga, Dasa Yama
Bratha, Dasa Nyama
Bratha, Dasa
Dharma, Dasa
Paramartha.
Acubhakarma adalah segala tingkah
laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan Cubhakarma (perbuatan baik).
Acubhakarma (perbuatan tidak baik) ini, merupakan sumber dari kedursilaan,
yaitu segala bentuk perbuatan yang selalu bertentangan dengan susila atau
dharma dan selalu cenderung mengarah kepada kejahatan. Semua jenis perbuatan
yang tergolong acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari
di dalam hidup ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan
manusia berdosa dan hidup menderita. Ada 8 sifat yang harus di kendalikan, yaitu Tri Mala, Catur
Pataka, Panca
Bahya Tusti, Panca
Wiparyaya, Sad Ripu, Sad
Atatayi, Sapta
Timira, Dasa Mala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar