BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam
kimia, gugus fungsi sulfonamida dituliskan -S(=O)2-NH2, sebuah gugus sulfonat
yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah senyawa yang mengandung
gugus tersebut.
Beberapa
sulfonamida dimungkinkan diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus
hidroksil dengan gugus amina.
Dalam
kedokteran, istilah “sulfonamida” kadang-kadang dijadikan sinonim untuk obat
sulfa, yang merupakan turunan sulfanilamide.
PEMBAHASAN
Sulfonamida
adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan
dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia.
Sulfonamida
merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK).
Demi pengertian yang baik, pertama – tama akan dibicarakan sepintas lalu
beberapa aspek dari aspek dari ISK.
Infeksi saluran
kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus.
Penyebab infeksi bagian bawah atau cystitis ( radang kandung) adalah pertama
kuman gram negative. Pada umumnya, seseorang dianggap menderita ISK bila
terdapat lebih dari 100.000 kuman dalam 1 ml urine.
Antara usia lebih kurang 15 dan 60 tahun jauh
lebih banyak wanita daripada pria menderita ISK bagian bawah, dengan
perbandingan Ca dua kali sekitar pubertas dan lebih dari 10 kali pada usia60
tahun . hal ini dapat dijelaskan bahwa fakta bahwa sumber infeksi kebanyakan
adalah flora usus. Pada wanita, uretranya hanya pendek (2 -3 cm), sehingga
kamdung kemih mudah dicapai oleh kuman – kuman dari dubur melalui perineum,
khususnya pada basil – basil E.coli. pada pria disamping uretranya lebih
panjang (15-18 cm), cairan prostatnya juga memiliki sifat – sifat bakterisid
sehingga menjadi pelindung terhadap infeksi oleh kuman – kuman pathogen.
Sebagai
kemoterapuetikum dalam resep, biasanya sulfa dikombinasikan dengan natrium
bikarbonat atau natrium sitras untuk mendapatkan suasana alkalis, karena jika
tidak dalam suasana alkalis maka sulfa – sulfa akan menghablur dalam saluran
air kecing, hal ini akan menimbulkan iritasi yang cukup mengerikan . Tapi tidak
semua sulfa dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitrat.
Misalnya Trisulfa dan Elkosin. Hal ini karena pH-nya sudah alkalis, maka
kristal urea dapat dihindari.
Sulfonamida
berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam
natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamide. Berbagai variasi
radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugs amino (NH2)
menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri sulfonamide.
Rumus umum
Sulfonamida:
1. R1
– H atau sisa ftalat atau suksinat
R2-
H radikal alifatis atau heterosiklik
A. Pemakaian
1. Kemoterapeutikum
: Sulfadiazin, Sulfathiazol
2. Antidiabetikum
: Nadisa, Restinon, dll
3. Desibfektan
saluran air kencing : Thidiour
4. Diuretikum
: Diamox
B. Sifat
– sifat
1. Bersifat
ampoter, karena itu sukar dpindahka dengan acara pengocokan yang digunakan dalam analisa organic.
2. Mudah
larut dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin
C. Kelarutan
1. Umumnya
tidak melarut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air anas. Elkosin
biasanya larut dalam air panas dan dingin.
2. Tidak
larut dalam eter, kloroform, petroleum eter, Larut baik dalam aseton.
3. Sulfa
– sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan mudah larut dalam
HCl encer. Irgamid dan Irgafon tidak lariut dalam HCl encer.
4. Sulfa
– sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl, misalnya
septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi larut dalam
NaOH.
5. Sulfa
dengan gugusan –SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam kuat HCl
atau HNO3.
D. Identifikasi
1. Cara
kelarutan
a) Larut
dalam air
·
Garam – garam natriumnya
·
Sulfonamidum
·
Sulfonamida = larut sebagian air
2. Diasamkan
dengan asam cuka 3 %
a) Larut : Sulfanilamid
Sulfacetamid
Soluseptazin
b) Tidak larut : Sulfadiazin
b) Tidak larut : Sulfadiazin
Sulfamorazin
Sulfametazin
Sulfatiazol
Sulfapyridin
Irgafen
Irgamid
c) Larut dalam alkohol 96%
c) Larut dalam alkohol 96%
Sulfacetamid, Irgamid,
Igafen, Sulfathiazol Na
d)
Tidak larut dalam alkohol 96 %
Sulfadiazin Na, Sulfamerazin Na, Sulfametazin
Na, Sulfapyridin Na, dan Sulfathiazol Na.
e) Larut dalam asam cuka 7%
Sulfanalamid,
Sulfacetamid, Soluseptazin
f) Tidak larut dalam air
larut dalam air
panas : sulfanalamid, sulfasetamid
g) Tidak larut dalam NaOH 10 %
Irgafen,
Septiazin, Radilon, Sulfaguanidin
h) Larutan Pengelusi
1. Butanol
: NH4OH : air = 4 : 1 :5
Ketiganya
dikocok dengan alat corong pisah, terjadi dua lapisan, lapisan atas adalah
butanol, lapisan yang jernih adalah NH4OH
2. Butanol
: pyridin = 8 : 1
3. Butanol
: HCl (1 :5) = 10 : 1
Yang
dilihat adalah nilai RF nya yang dihitung daru ratio antara naiknya lapisan dengan naiknya pelarut
pengelusi.
1. Reaksi
Reaksi Umum
a. Reaksi elementer terhadap C, H, S :
positif
b. Reasi terhadap gugus gugus amin :
reaksi diazotasi, reaksi dengan p-DAB- HCl , reaksi korek api, dan reaksi
indohenol
c. Reaksi terhadap gugus sulfon :
Zat + H2SO4 30% + 1 tts FeCl3 + HNO3 dan FeCl3 atau Barium
Nitrat : endapan BaSO3 putih
d. Reaksi Purfurol : terhadap gugus
amin bebas:
1 tts reagen (2 % purfurel dalam asam asetat ) + zat memberi
warna merah tua, ungu positif kecuali sulfasuksidin, thalazol, Septazin.
Sulfonamida merupakan kelompok kemoterapi dengan rumus dasar
Adalah anti mikroba yang digunakan
secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum
ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian
penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan preparat
kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol yang bersifat potensiasi,
meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida.
Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga
berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO).
Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak
bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme
saingan antara PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip
dengan rumus dasar sulfa :
2. Pengelompokan Sulfonamida
Berdasarkan
masa kerjanya sulfonamida sistemik dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sulfonamida
dengan masa kerja pendek, sulfonamida dengan masa kerja sedang, sulfonamida
dengan masa kerja panjang.
a. Sulfonamida dengan masa kerja pendek; Waktu
paruh lebih kecil dari 10 jam. Contoh: sulfetidol, sulfamerazin, sulfametazin,
sulfatiazol, sulfasomidin dan sulfaksasol.
b. Saulfonamida dengan masa kerja sedang; waktu
paroh 10 – 24 jam
Contoh: sulfadiazin, sulfametoksasol dan sulfafenazol
Contoh: sulfadiazin, sulfametoksasol dan sulfafenazol
c. Sulfonamida dengan masa kerja panjang; waktu
paroh lebih besar 24 jam
Contoh:
sulfadoksin, sulfalen, sulfametoksipiridazin dan sulfametoksidiazin.
3. Mekanisme Kerja Sulfonamida :
Suflonamida
mempunyai struktur yang mirip dengan asam para aminobenzoat (PABA), suatu asam
yang diperlukan untuk biosintesis koenzim asam dihidropteroat dalam tubuh
bakteri atau protozoa. Karena strukturnya mirip asam para aminobenzoat (PABA), sulfonamida
berkompetisi dengan subsrat ini dalam proses biosintesis asam dihidropteroat,
sehingga melindungi sintesis asam folat dan pembentukan karbonnya yang membawa
kofaktor. Hal ini menghilangkan kofaktor esensial sel terhadap purin, pirimidin
dan sintesis asam amino.
Dalam kimia, gugus fungsi sulfonamida
dituliskan -S(=O)2-NH2, sebuah gugus sulfonat yang
berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah
senyawa yang mengandung gugus tersebut.
Beberapa sulfonamida dimungkinkan
diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina.
Dalam kedokteran, istilah
"sulfonamida" kadang-kadang dijadikan sinonim untuk obat sulfa, yang merupakan turunan sulfanilamida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar