1. ARSENIK
Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah suatu
unsur kimia metaloid (semilogam) golongan VA dalam
tabel
periodik yang
memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang
terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan
abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy. Arsenik berwujud bubuk putih, tanpa warna dan bau (karena
itulah arsen sangat dikenal dalam urusan racun-meracun makanan!). Nama arsenik
sendiri pertama kali berasal dari bahasa Persia zarnig dan bahasa
Yunani arsenikon yang artinya kuning. Arsenik dalam kehidupan
sehari-hari (di luar racun-meracun) digunakan untuk bahan pestisida di
buah-buahan. Galium arsenid dapat dipakai sebagai bahan semikonduktor rangkaian
listrik. Dalam pengobatan, arsen juga mendapat tempat khusus. Di zaman dahulu
arsenik pernah digunakan sebagai obat sifilis, yaitu Salvarsan. Sampai sekarang
arsenik masih menjadi salah satu alternatif pengobatan tripanosomiasis Afrika
(dalam bentuk melarsoprol). Arsenik juga dipakai dalam industri pewarna dan
cat.
Arsenik secara kimiawi memiliki
karakteristik yang serupa dengan Fosfor,
dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan
juga beracun. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida
arsenik, yang berbau seperti bau bawang putih. Arsenik dan beberapa senyawa
arsenik juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa
menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsenik ditemukan dalam dua bentuk
padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.
3. Arsen dan lingkungan
Beberapa tempat di bumi mengandung
arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes ke air tanah. WHO menetapkan ambang aman
tertinggi arsen di air tanah sebesar 50 ppb
(bagian per milyar). Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah
daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan
organik. Diperkirakan sekitar 57 juta orang meminum air tanah yang terkontaminasi arsen berlebih,
sehingga berpotensi meracun. Arsenik dalam air tanah bersifat alami, dan
dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada
lapisan di bawah permukaan tanah. Air tanah ini mulai dipergunakan setelah
sejumlah LSM dari barat meneliti program air
sumur besar-besaran pada akhir abad ke-20, namun gagal menemukan keberadaan
arsenik dalam air tanah. Diperkirakan sebagai keracunan masal terburuk dalam
sejarah dan mungkin musibah lingkungan terparah dalam sejarah. Di Banglades terjadi epidemik keracunan masal
disebabkan oleh arsenik.
4. Arsenik di air minum
Dalam kehidupan sehari-hari, makanan kita pun mungkin
mengandung arsenik dalam jumlah kecil. Konsentrasi arsenik yang dianggap tidak
berbahaya dalam air minum oleh WHO adalah kurang dari 10 ppb (part per
billion). Selain karena arsenik menjadi bahan pestisida yang dipakai untuk
menyemprot sayur dan buah, arsenik juga berpotensi mencemari perairan. Hal ini
pernah menjadi masalah serius di Cina dan Bangladesh, dan sekitarnya pada tahun
2005. Arsenik yang ditemukan di air adalah arsenik bentuk arsenat V (HAsO42-)
dan arsenit III (H3AsO3). Di alam bebas arsenat dan
arsenit dapat mengalami reaksi redoks bolak balik. Konsentrasi yang ditemukan
dapat mencapai 200-4400 ppb, atau 0.2-4.4 ppm (part per million).
5. Arsenik sebagai racun
Bentuk arsenik yang terkenal adalah As2O3,
alias arsen trioksida atau warangan. Warangan ini bentuknya berupa bubuk
berwarna putih yang larut dalam air. Bentuk lainnya adalah bubuk kuning As2S3
dan bubuk merah realgar As4S4. Keduanya sempat populer
sebagai bahan cat, namun karena toksik akhirnya mereka tidak dipakai lagi.
Adapun bentuk gasnya, yang juga beracun; adalah arsin (As2H3).
Mengapa arsenik beracun? Arsenik mampu menghambat
produksi ATP, sumber energi bagi sel-sel hidup, melalui berbagai mekanisme. Di
siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvat dehidrogenase, sehingga sintesis
ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan produksi hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangat reaktif terhadap sel
hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang. Sel yang diserang arsenik
akan mengalami nekrosis dan kematian dengan segera.
Keracunan arsenik dapat terjadi dalam 2 cara, yaitu
akut dan kronik. Akut berarti arsenik diberikan dalam satu dosis tunggal yang
sangat besar dan langsung mematikan. Dosis ini kira-kira sebesar 120-200 mg
pada orang dewasa atau 2 mg/kgBB pada orang dengan berat badan kurang dari 60
kg. Untuk urusan peracunan, biasanya pelaku mencampurkan arsenik dalam makanan
dalam dosis beberapa kali lipat, untuk mengantisipasi korbannya muntah-muntah
akibat keracunan akut ini. Gejala keracunan akut terdiri atas mual muntah hebat
yang disertai sakit perut. Napas penderita berbau seperti bawang putih. Kadang
ia langsung kejang-kejang dan koma. Tekanan darah korban langsung turun dan ia
tampak seperti orang dehidrasi berat.
Sedangkan cara kronik arsenik dimasukkan dalam jumlah nonletal berkali-kali dalam
makanan. Penderita keracunan kronik mula-mula
mengalami gejala keracunan seperti keracunan akut, tapi lama-kelamaan datang
gejala tambahannya. Ia akan mengalami perubahan warna kulit menjadi kelabu atau
kehitaman, gangguan fungsi hati, fungsi jantung, fungsi paru-paru, dan fungsi
ginjal. Fungsi saraf tepi juga terganggu secara simetris. Tapi yang paling
jelas adalah kukunya, di mana terlihat garis-garis horizontal bersusun-susun.
Garis ini disebut Mees’ lines. Garis ini berguna dalam penyelidikan
ahli forensik karena dengan mengukur panjang kuku dan jarak antara garis, ahli
dapat menentukan berapa lama sekali si korban diracun arsenik.
6. Manfaat
Timbal biarsenat telah digunakan di
abad ke-20 sebagai insektisida untuk buah
namun mengakibatkan kerusakan otak
para pekerja yang menyemprotnya. Selama abad ke-19, senyawa arsen telah
digunakan dalam bidang obat-obatan tetapi kebanyakan sekarang telah digantikan
dengan obat-obatan modern.
Kegunaan lain:
·
Berbagai
macam insektisida dan racun
· Galium
arsenida adalah material semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu. Sirkuit dibuat menggunakan
komponen ini lebih cepat tapi juga lebih mahal daripada terbuat dari silikon.
7. Berbagai macam senyawa
8. Peringatan
Arsenik dan sebagian besar senyawa arsenik adalah
racun yang kuat. Arsenik membunuh dengan cara merusak sistem pencernaan, yang menyebabkan kematian oleh karena shock.
9. Mengatasi keracunan arsenik
Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara
keracunan akut dan kronik. Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam,
korban diberi ipekak untuk merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas
lambung apabila ia tidak dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat
bermanfaat. Sedangkan untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama
daripada itu (termasuk juga keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya,
yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2
hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar