BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Pemanis
merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan
produk olahan pangan, industri serta minuman dan
makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235,
pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti
antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain.
Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula
jenis sukrosa, glukosa atau fruktosa.Ketiga jenis gula tersebut merupakan
pemanis utama yang sering digunakan dalam berbagai industri. Pemanis berfungsi
untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai
pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori
bagitubuh
Berdasarkan proses produksi
dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan
fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses
kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat,
aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau
isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa,
glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Pemanis
nutritif adalah pemanis yang dapat menghasilkan kalori atau energi sebesar 4
kalori/gram. Sedangkan pemanis non-nutritif adalah pemanis yang digunakan untuk
meningkatkan kenikmatan cita rasa produk-produk tertentu, tetapi hanya
menghasilkan sedikit energi atau sama sekali tidak ada. Pemanis jenis ini
banyak membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan berat badan, control
glukosa darah,dan kesehatan gigi.
Seiring dengan pesatnya
perkembangan teknologi produksi bahan kimia dan teknologi pengolahan pangan
atau produk farmasi dan kesehatan, bahan pemanis alternatif natural mulai banyak
digunakan. Hal ini juga ditunjang oleh tren back to nature dan adanya kesadaran
konsumen untuk menggunakan produk yang aman dan bergizi. Penggunaan pemanis
natural juga dipacu oleh adanya data-data penelitian yang menunjukkan efek
samping dalam penggunaan pemanis sintetis,yaitu bersifat karsinogenik.
Tujuan digunakan bahan pemanis
alternatif antara lain untuk: mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan
jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat
badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama.
Selain itu, pemanis alternatif dengan nilai kalori rendah sangat dibutuhkan
untuk penderita diabetes atau gula tinggi sebagai bahan substitusi gula reduksi
lainnya.Tren saat ini menunjukkan adanya penggunaan kombinasi dua jenis pemanis
untuk produk tertentu.
Kombinasi ternyata menyebabkan sinergi pada tingkat
kemanisan, sehingga menguntungkan karena akan mengurangi pemakaian jumlah
pemanis dan meningkatkan cita rasa produk. Pemilihan penggunaan bahan pemanis
alternatif yang baik biasanya didasarkan pada sifat-sifatnya yang menyerupai
sukrosa, yaitu tingkat kemanisan mendekati sukrosa, tidak berwarna, tidak
berbau, mempunyai cita rasa yang menyenangkan, aman dikonsumsi, mudah larut.
Saat ini sedang ada wabah
Pengerasan Otak atau Sumsum Tulang Belakang dan Lupus. Kebanyakan orang
tidak mengerti mengapa wabah ini terjadi dan mereka tidak mengetahui mengapa
penyakit-penyakit ini begitu merajalela. Saya akan beritahu Anda mengapa kita
menghadapi masalah yang serius ini. Saat ini banyak orang menggunakan pemanis
buatan.
Mereka melakukan ini karena iklan di televisi yang memberitakan bahwa gula itu tidak baik buat kesehatan mereka. Hal ini memang benar sekali. Gula itu merupakan racun bagi tubuh kita, akan tetapi, apa yang orang-orang gunakan sebagai pengganti gula, lebih mematikan. Apa yang saya maksudkan di sini adalah Aspartame. Ini adalah biang wabah yang disebutkan di atas. Aspartame merupakan bahan kimia yang mengandung racun, yang diproduksi oleh perusahaan kimia bernama Monsanto. Aspartame telah dipasarkan ke seluruh dunia sebagai pengganti gula dan dapat dijumpai pada semua jenis minuman ringan untuk diet, seperti Diet Coke dan Diet Pepsi.
Mereka melakukan ini karena iklan di televisi yang memberitakan bahwa gula itu tidak baik buat kesehatan mereka. Hal ini memang benar sekali. Gula itu merupakan racun bagi tubuh kita, akan tetapi, apa yang orang-orang gunakan sebagai pengganti gula, lebih mematikan. Apa yang saya maksudkan di sini adalah Aspartame. Ini adalah biang wabah yang disebutkan di atas. Aspartame merupakan bahan kimia yang mengandung racun, yang diproduksi oleh perusahaan kimia bernama Monsanto. Aspartame telah dipasarkan ke seluruh dunia sebagai pengganti gula dan dapat dijumpai pada semua jenis minuman ringan untuk diet, seperti Diet Coke dan Diet Pepsi.
Hal ini juga dapat dijumpai pada produk pemanis buatan seperti Nutra Sweet, Equal, dan Spoonful; dan ini banyak digunakan di produk-produk pengganti gula. Aspartame dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini sama sekali bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat Anda kecanduan karbohidrat.
Membuat berat tubuh Anda bertambah hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh Aspartame. Aspartame adalah bahan kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang yang menderita parkinson.
Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu lama atas produk yang mengandung Aspartame ini, karena dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal. Bila ada produk yang mengklaim bahwa produk itu bebas gula, Anda Sudah tahu bahwa hal ini mengandung Aspartame. Jangan mengkonsumsi produk tersebut.Salah satu minuman suplemen yang mengandung ASPARTAME adalah serbuk effervescent EXTRA JOSS! Pada kemasan tertulis: Mengandung Aspartame 0,06% [ADI 40 mg/kg BB].
Berdasarkan hasil survei di salah satu supermarket di Bandung, selain EXTRA JOSS, produk-produk minuman lainnya yang juga mengandung ASPARTAME yaitu M-150, Hemaviton, Neo Hormoviton, Marimas, Hore..., Frutillo, Segar Sari, POP ICE Es Blender, Segar... Dingin, OKKY Jelly Drink, Sari Vit C, Naturade Gold, AQUA Splash of Fruit, FORTY PLUS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1Macam – macam Pemanis
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis
yaitu sintetis dan natural. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain
aspartam, sakarin dan siklamat. Pemanis natural dihasilkan dari proses
ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, adapun
contohnya adalah sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
1. Pemanis Sintesis
a.
Aspartam
Aspartam ditemukan
pada tahun 1965 secara kebetulan. Aspartam adalah senyawa metil ester dipeptida
yaitu L-fenilalanin-metil ester yang mempunyai daya kemanisan kurang lebih dua
ratus kali kemanisan sakarosa.
Aspartam merupakan pemanis
sintesis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau
merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino
asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanin.
Aspartam dijual dengan nama dagang komersial
seperti Equal Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000
produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda
dan permen Belakangan aspartam mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai
kemungkinan aspartam menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa
pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sukralosa.
b.
Sakarin
Sakarin
berupa Ca- atau
Na-sakarin merupakan pemanis buatan yang paling lama dikenal. Sakarin merupakan senyawa
benzosulfimida atau o-sulfobenzimida dengan rumus molekul C7H5NO3S.
Sakarin merupakan pemanis rendah
kalori yang sudah di kenal sejak lama. Sakarin tidak mengandung kalori.
- Siklamat
Siklamat diperkenalkan ke dalam makanan dan minuman pada awal tahun 1950-an. Daya
kemanisannya adalah 80 kali kemanisan sukrosa. Siklamat biasa dipakai dalam
bentuk garam natrium dan asam siklamat.
d.
Sukade
Sukade adalah manisan kulit jeruk sitrus, Citrus medica. Setelah dipetik
dan dimasak dengan gula, sukade dikeringkan dan dipotong-potong kecil. Sukade
biasanya berwarna kuning atau hijau tembus pandang, rasanya mirip jeruk tapi
lebih pahit. Sukade digunakan dalam berbagai kue dan pastry, oliebollen, dan
roti kismis (krentenbrood
2. Pemannis Natural
a
Sukrosa
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau
gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari
kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi.
Gula merah yang banayk digunakan di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau
enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam
buah, sayuran, dan madu.
b
Glukosa
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam
dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan
bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting
dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil
akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia.
Dalam proses metabolisme, glukosa
merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam
sel merupakan sumber energi.
c
Fruktosa
Fruktosa, dinamakan
juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai
rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6,
namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot
kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis
d
Galaktosa
Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa,
akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
e
Manosa
Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun
pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat
roti.
f
Pentosa
Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan
makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber
energi. Ribosa merupakan salah satu unsur dari pentosa.
g
Maltosa
Maltosa (gula malt)
tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati,
seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah
dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati.
h
Laktosa
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.
i
Sorbitol
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat
dari glukosa. Enzim aldosa reduktase
dapat mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH).
Struktur kimianya dapat dilihat di bawah.
Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien
diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol
hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah
di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil
daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima
puluh gram sehari dapat menyebabkan diare pada pasien diabetes.
j
Manitol
Manitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida
manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar,
dan wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut.
Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
k
Trehalosa
Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol
glukosa dan dikenal sebagai gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur
terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.
l
Inositol
Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai
glukosa. Inositol terdfapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam
serealia.
m Sukralosa
Sukralosa dihasilkan dari proses klorinasi sukrosa. Pemanis
ini mempunyai tingkat relatif kemanisan yang sangat tinggi terhadap sukrosa
yaitu 550-750 kalinya. Keuntungan lain pemanis ini adalah sifatnya yang tidak
menyebabkan karies dan tidak merusak gigi, sehingga cocok untuk digunakan dalam
industri kembang gula
Sukralosa juga bersifat non-nutritif, dicirikan dari rendahnya
kalori yang dihasilkan yaitu sekitar 2 kalori per satu sendok teh, sehingga
dapat digunakan untuk penderita diabetes dan program penurunan berat badan.
n
Palatinit
Pemanis ini merupakan campuran dari
6-O-(x-D-glukopiranosil) -D-manitol dan 6-O-x-D-glukopiranosil)-D-sorbitol dan
diproduksi melalui tiga tahap yaitu hidrogenasi palatinosa, pemurnian, dan
rekristalisasi. Pemanis ini
sangat cocok di konsumsi untuk penderita diabetes militus.
o
Leukrosa
Pemanis leukrosa merupakan hasil sintetis
dari campuran sukrosa dan fruktosa sebanyak 2 persen serta menggunakan enzim
dextranase dari Leuconostoc mesenteroides dan dikembangkan oleh Pfeifer dan
Langen (Jerman)
Masih banyak sebenarnya pilihan bahan pemanis alternatif
yang aman dan bergizi yang dapat digunakan produsen untuk substitusi bahan
pemanis sintetis di industri makanan dan minuman. Tetapi bagaimanapun
penggunaan ini harus didasari oleh niat baik produsen untuk menghasilkan
produknya yang bergizi serta sehat dan tidak hanya menitikberatkan pada
besarnya keuntungan semata.
Keberhasilan ini tentunya harus ditunjang peran aktif pihak
pengawas, yaitu Badan POM dan Depkes di dalam implementasi fungsi pengawasan
peredaran makanan dan minuman yang sehat, terutama dalam merekomendasikan jenis
pemanis yang aman.
p
Palatinosa
Palatinosa merupakan turunan
sukrosa sebagai hasil proses enzimatis. Enzim yang digunakan adalah x-glukosil
transferase dari Protanimobacler rubrum. Palatinosa mempunyai kemanisan lebih
rendah yaitu 0,42 kalinya sukrosa, tetapi mempunyai keuntungan dengan sifat
yang tidak merusak gigi dan kandungan kalori 4 kkal/gram.
q
Xylitol
Salah satu pemanis alternatif pengganti sukrosa yang
potensial adalah xylitol. Xylitol ditemukan di Jerman oleh seorang kimiawan
bernama Emil Fischer dan Sachen serta di Perancis oleh Betrand. Tetapi Xylitol
baru dinyatakan aman untuk penggunaan pemanis produk pangan pada tahun 1983.
Xylitol adalah gula alkohol jenis pentitol
dengan rumus umum C5H12O3.Sifat-sifat kimia dan fisika lain dari xylitol antara
lain berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak berbau. Tingkat kemanisan
1,2-0,8 kali dari sukrosa bergantung pada pH larutan, tetapi lebih manis dari
sorbitol dan manitol. Kelarutan dalam air pada 20 derajat Celsius adalah 64,2
g/100 ml. Sedikit larut dalam alkohol, pH larutan antara 5-7, dan nilai kalori
rendah
Dalam jumlah kecil (BPJ -bagian persejuta), xylitol secara alami
banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran seperti strawberry, wortel,
bayam, selada dan bunga kol. Sedangkan untuk produksi skala besar, dilakukan dengan proses kimiawi dan
bioteknologi. Proses kimia dilakukan dengan hidrogenasi xylose menggunakan
larutan asam. Sedangkan proses bioteknologi dilakukan menggunakan proses
enzimatik dengan bantuan mikroba jenis yeast seperti candida dan saccharomyces.
Xylitol mempunyai sifat yang
menguntungkan yaitu rasa yang menarik, aman bagi kesehatan gigi karena sifatnya
yang tidak merusak gigi (non cariogenik). Juga membantu menurunkan pembentukan
carries dan plaque pada gigi sehingga banyak digunakan untuk campuran pasta
gigi Untuk mengatur metabolismenya tidak memerlukan insulin, sehingga
menguntungkan bagi penderita diabetes, mempunyai efek sensasi dingin yang
menyenangkan, tahan panas dan tidak mengalami karamelisa
BAB III
PEMBAHASAN
III.1
Pengertian aspartame
Aspartame adalah nama pemanis buatan yang sangat
dikenal di kalangan orang-orang yang sering menggunakan pemanis yang rendah kalori. Selain pada pemanis
tersebut, aspartame juga sering ditemukan di minuman-minuman ringan, permen
karet bebas gula, dan ada pula yang terdapat pada multivitamin. Aspartame
sering digunakan karena tingkat kemanisannya yang tinggi, tetapi rendah kalori
dan aman untuk orang-orang penderita diabetes. Tapi seperti zat-zat kimia
lainnya, aspartame tetap memiliki efek sampingnya.
Aspartame mempunyai
banyak efek samping yang dapat menumbulkan reaksi yang serius, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Aspartame, yang merupakan salah satu dari jenis zat
aditif, pastinya tidak akan menimbulkan efek sampingnya secara langsung.
Pastinya, efek-efek samping yang mungkin bisa dibilang sangat berbahaya hanya
akan timbul jika terlalu banyak mengonsumsi aspartame dan ada kelainan pada
tubuh yang mempengaruhi antibodi.
Dari berbagai laporan keluhan masyarakat di luar negeri, kira-kira ada
sembilan puluh efek samping yang dapat ditimbulkan oleh aspartame, seperti :
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, masalah jantung, mual-mual, kebal,
pegal-pegal, bertambahnya berat badan, bintik-bintik pada kulit, kelelelahan,
insomnia, sulit bernapas, bicara tidak jelas, rasa nyeri ketika menelan
makanan, diare, sulit tidur, dan gangguan indera perasa. Selain itu, aspartame
juga dapat menyebabkan masalah psikologis seperti depresi, gelisah, perubahan
tingkah laku, phobia, dan berkurangnya daya ingat. Penyakit kronis yang dapat
disebabkan oleh penggunaan aspartame yang berlebihan antara lain : tumor pada
otak, multiple sklerosis, epilepsi, sindrom kelelahan kronis, parkinson, lupus,
alzheimer, cacat mental, limfoma, kelainan pada kelahiran anak, dan bahkan
diabetes, yang merupakan penyakit yang ingin dihindari oleh orang-orang yang
banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung aspartame.
Jadi, berusahalah supaya jangan terlalu sering mengonsumsi aspartame,
atau bahkan berusahalah supaya menghindari aspartame. Mungkin anda berpikir
bahwa anda tidak pernah mengonsumsi aspartame, tetapi coba cek lagi makanan
atau minuman yang berlabelkan diet, atau low calorie karena
mungkin saja mengandung aspartame. Seperti beberapa waktu lalu, ketika saya
sedang ‘menjelajah’ dapur rumah saya, saya menemukan pemanis yang mengandung
aspartame. Selain itu, baru-baru ini saya juga baru menyadari bahwa jenis chewing
gum kesukaan saya (produksi dari sebuah perusahaan yang mirip dengan nama
saya), ternyata mengandung aspartame.
`III.2Sertifikasi
kelayakan aspartame
Tahun 1981 aspartam mendapat persetujuan dari FDA
untuk digunakan pada beberapa jenis makanan. Untuk mendapat persetujuan ini,
tentu banyak penelitian ilmiah
yang harus ditinjau terlebih dahulu. Setelah dinyatakan aman untuk dikonsumsi,
barulah FDA mau menyetujuinya. FDA telah melakukan evaluasi terhadap pemakaian
aspartam dalam makanan dan minuman sebanyak 26 kali sejak pertama kali menyetujui
penggunaannya. Dan dari bukti-bukti ilmiah yang ada, maka sejak tahun 1996
FDA menyetujui penggunaan aspartam sebagai pemanis
buatan yang dapat digunakan dalam semua makanan dan minuman.
Saat ini aspartam telah ada dalam berbagai bentuk, seperti cair, granular,
enkapsulasi dan juga tepung. Dengan demikian, aspartam dapat digunakan dalam
berbagai bentuk dan jenis makanan maupun minuman. Bentuk enkapsulasi bersifat
tahan panas sehingga dapat digunakan untuk produk-produk yang memerlukan suhu
tinggi dalam pembuatannya.
Setelah
persetujuan diperoleh, bukan berarti tidak ada lagi penelitian lain yang
dilakukan. Lebih dari 100 penelitian telah dilakukan sejak tahun 1981, dan
sampai saat ini, FDA tidak merubah pendapatnya. Aspartam kini telah disetujui
penggunaannya di lebih dari 100 negara termasuk Indonesia.
III.3 Sifat dan
kegunaan
Kepala Laboratorium Biokimia Pangan dan Gizi IPB
Prof.Dr.ir. Made Astawan MS mengatakan aspartam merupakan pemanis
rendah kalori dengan kemanisan 200 kali kemanisan gula (sukrosa),
sehingga untuk mencapai titik kemanisan yang sama diperlukan aspartam kurang
dari satu persen sukrosa. Seperti banyak peptida lainnya, kandungan energi
aspartam sangat rendah yaitu sekitar 4 kCal (17 kJ) per gram untuk menghasilkan
rasa manis sehingga kontribusi kalorinya bisa diabaikan sehingga menyebabkan
aspartam sangat populer untuk menghindari kalori dari gula.
Keunggulan aspartam yaitu mempunyai energi yang sangat rendah,
mempunyai cita rasa manis mirip gula, tanpa rasa pahit, tidak merusak gigi,
menguatkan cita rasa buah-buahan pada makanan dan minuman, dapat digunakan
sebagai pemanis pada makanan atau minuman pada penderita diabetes.
III.4 Metabolisme
Di antara semua pemanis
tidak berkalori, hanya aspartam yang mengalami metabolisme. Tetapi proses pencernaan aspartam juga seperti proses pencernaan
protein lain. Aspartam akan dipecah menjadi komponen dasar, dan baik aspartam
maupun komponen dasarnya tidak akan terakumulasi dalam tubuh.
Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah
menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Gangguan dalam
proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria atau fenilalaninemia atau fenilpiruvat oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanin
tertimbun dalam darah dan dapat meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental. Penyakit ini diwariskan secara genetik, tubuh
tidak mampu menghasilkan enzim pengolah asam amino fenilalanin, sehingga menyebabkan kadar
fenilalanin yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh.
Kedua jenis asam amino ini secara alamiah
terkandung dalam berbagai makanan berprotein seperti daging, biji-bijian dan juga produk-produk susu. Namun aspartam dapat dibuat secara sintetis di laboratorium.
III.5 Keamanan
Aspartam telah dinyatakan aman digunakan
baik untuk penderita kencing manis, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak.
Pengecualiannya hanya satu, penderita fenilketonuria. Menurut US Food and Drug
Administration (FDA), The Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA),
Americam Medical association (AMA), The American Council On Sience and
Health (ACSH) aspartam
merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan, hanya berpengaruh pada rasa
manis.
Penelitian yang menggunakan aspartam
secara bolus sebesar
34 mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme aspartam
dapat melewati sawar darah plasenta, jumlahnya tidak bermakna untuk sampai
dapat menimbulkan gangguan saraf pada janin. Penelitian besar yang dilakukan terhadap
manusia, bukan hewan tikus menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan
bahwa minuman soda yang mengandung pemanis aspartam dapat
meningkatkan risiko terjadinya kanker. Aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi
kedua asam amino tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya, aspartam tidak
tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa
yang disebut diketopiperazin yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi
tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue
dan dipakai hanya untuk minuman, es krim, dan yoghurt. Jika dicerna secara normal oleh tubuh,
aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan fenilalanin. Dengan demikian, aman untuk dikonsumsi.
Fenilketonuria adalah penyakit di mana penderita tidak dapat
memetabolisme fenilalanin secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang
mengoksida fenilalanin menjadi tirosin dan bisa terjadi kerusakan pada otak
anak. Dan karena itu perlu untuk mengontrol asupan fenilalanin yang didapatnya.
Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia , tetapi pada orang kulit
putih, itupun kejadiannya hanya satu per 15.000 orang. Bukan hanya aspartam,
tapi juga segala macam makanan yang mengandung fenilalanin termasuk nasi,
daging dan produk susu. Karena itu, pada setiap produk yang mengandung aspartam
ada tanda peringatan untuk penderita fenilketonuria bahwa produk yang
dikonsumsi tersebut mengandung fenilalanin.
Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun
memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah
Acceptable Daily Intake (ADI) yang
berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah
jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara
aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang
konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil
dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam
penelitian binatang. ADI
untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.
III.6 Kontroversi aspartam
Belakangan ini keamanan untuk penggunaan
aspartam mulai dipertanyakan oleh banyak pihak, namun sertifikasi aman yang
telah dikeluarkan oleh FDA dan FSA Eropa akhirnya menyulut kontroversi. Penyelidikan lebih menyeluruh mulai banyak diusulkan untuk
menjelaskan bagaimana hubungan antara aspartam dan banyak efek negatif yang
mungkin ditimbulkannya seperti sakit kepala, tumor otak dan limpoma.[2][3][4] Semua penemuan ini, ditambahkan
kemungkinan akan kebenaran bahaya aspartam membuat masyarakat mulai berpikir
ulang untuk menggunakan aspartam.[5][6]. Film dokumenter rilis tahun 2004
Sweet
Misery: A Poisoned World juga menggambarkan kondisi seputar
kontroversi aspartam juga.
III.7 Dampak Penggunaan Pemanis
1.
Dampak Positif
a. Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai
produk makanan dan minuman.
b. Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan
aroma, memperbaiki sifat – sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat –
sifat kimia.
c. Merupakan salah satu sumber kalori bagi
tubuh.
d. Pemanis buatan dapat membantu dalam
manajemen mengatasi kelebihan berat badan, control glikosa darah dan kesehatan
gigi.
e. Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai
produk makanan dan minuman.
f. Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan
aroma, memperbaiki sifat – sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat –
sifat kimia.
g. Merupakan salah satu sumber kalori bagi
tubuh.
h. Pemanis buatan dapat membantu dalam
manajemen mengatasi kelebihan berat badan, control glikosa darah dan kesehatan
gigi.
2.
Dampak Negatif
Dampak negatif penggunaan pemanis sintetis
a.
Pemanis sintetis dipasarkan
sebagai satu produk diet, tapi ini sama sekali bukanlah produk untuk diet.
Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat
kecanduan karbohidrat.Membuat berat tubuh Anda bertambah hanyalah sebuah hal
kecil yang dapat dilakukan oleh pemanis sintetis
b.
Pemanis sintetis adalah bahan
kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi
orang yang menderita parkinson.
c.
Bagi penderita diabetes,
hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu lama atas produk yang
mengandung pemanis dengan kadar gula tinggi karena dapat menyebabkan koma,
bahkan meninggal.
d.
Pemanis sintetis dipasarkan
sebagai satu produk diet, tapi ini sama sekali bukanlah produk untuk diet.
Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat
kecanduan karbohidrat.Membuat berat tubuh Anda bertambah hanyalah sebuah hal
kecil yang dapat dilakukan oleh pemanis sintetis
e.
Pemanis sintetis adalah bahan
kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi
orang yang menderita parkinson.
f.
Bagi penderita diabetes,
hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu lama atas produk yang
mengandung pemanis dengan kadar gula tinggi karena dapat menyebabkan koma,
bahkan meninggal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pembuatan pemanis dapat melalui dua cara
yaitu melalui cara sintetis dan natual atau alami.
Pemanis sintetis antara lain:
aspartam, sakarin, dan siklamat.
Pemanis natural antara lain :
sukrosa, glukosa, maltosa, laktosa, sorbitol, manitol, trehalosa, fruktosa,
galaktosa, manosa, ribose, selobiasa, sukralosa, palatinit, leukrosa,
palatinosa, xylitol.
2. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita
rasa dan aroma, memperbaiki sifat –sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki
sifat – sifat kimia, sebagai salah satu sumber kalori bagi tubuh
3. Mengkonsumsi pemanis secara berlebihan
dapat menyebabkan diadetes.
B.
Saran
Sebaiknya jangan berlebihan dalam
mengkonsumsi baik pemanis sintesis maupun
alami.karena dampak negatif bagi
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 1989. Toksikologi. Departemen Kesehatan : Jakarta.
Suhargono Slamet, 1994. Makanan Yang
Terkontaminasi Bahan-Bahan Kimia. Surabaya : Pakar Raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar